Cindyeva Gebrak Belantika Rock Indonesia

Kamis, 21 Desember 2017 – 21:59 WIB
Cindy dan Utox Londalo saat Cindyeva manggung. Foto: Cindyeva

jpnn.com, JAKARTA - Cindyeva meramaikan belantika rock Indonesia dengan meluncukan album mini.

Band yang digawangi Cindy sebagai vokalis, Utox Londalo (gitar), Soukry (bas), Papa Eko (drum), dan Eghay (kibor), itu mengusung genre rock, rock atmospheric, dan pop rock.

BACA JUGA: God Bless Ajak Ribuan Fan Mendoakan Kesembuhan Yockie

Lagu berjudul Graphene, Nada Rindu, dan Chanel 35 menjadi andalan Cindyeva untuk meramaikan musik rock tanah air.

BACA JUGA: Ahmad Albar: Lagu Indonesia Bersatu Obati Keresahan Rakyat

Meski berstatus pendatang baru, Cindyeva memiliki personel yang sudah malang melintang di belantika musik Indonesia.

Utox, misalnya. Sebelum bergabung dengan Cindyeva, dia pernah berkolaborasi dengan musisi legendaris Ahmad Albar.

BACA JUGA: Begini Cerita Ahmad Albar Mengurus Bayi Perempuan

Sementara itu, Cindy merupakan mantan penyanyi yang sudah melanglang dari panggung ke panggung.

Namun, Cindy sempat vakum selama 15 tahun setelah menikah dengan Umar Arief.

Meski begitu, Umar justru yang terus mendorong Cindy kembali ke dunia musik. Umar bahkan menjadi produser eksekutif dalam proyek itu.

"Setelah vakum beberapa tahun, saya mulai melatih vokal dari awal lagi. Memang sangat berat. Saya sampai harus mencari guru vokal,” kata Cindy.

Dia optimistis album yang diproduksi oleh RockV8Bro itu bakal mencuri perhatian pencinta rock.

Cindyeva bahkan bertekad go international. Hal itulah yang membuat Cindyeva membuat lagu Graphene dalam bahasa Inggris.

“Bisa dibilang lagu itu sebagai pemanasan sebelum go international,” tambah Cindy.

Sementara itu, Umar menjamin album Cindyeva memiliki kualitas bagus. Menurut Umar, album itu digarap dengan sangat serius dan melibatkan musisi andal.

Pria asal Jember, Jawa Timur, itu juga sudah memiliki strategi untuk mempromosikan album Cindyeva.

"Untuk wilayah Sulawesi, kami akan bekerja sama dengan berbagai radio yang ada di Manado, Gorontalo, hingga Makassar. Selain itu, kami pun tetap melakukan promosi di Jawa," kata Umar.

Umar menambahkan, saat ini bukan lagi era musisi didoktrin oleh label mayor.

Menurut Umar, musisi atau band juga bisa mendikte pasar dengan karya berkualitas.

“Bukan pasar yang memerintah musisi, tapi musisi yang memerintah pasar. Misi kami adalah menjadi barometer rock Indonesia,” kata Umar.

Sementara itu, Utox mengaku memiliki kepuasan tersendiri setelah bergabung dengan Cindyeva.

“Konsep lagu di album ini gue banget. Ini Utox banget,” kata Utox.

Dia juga menceritakan proses pembuatan lagu Nada Rindu. Menurut Utox, lagu itu dari musik yang dia buat pada 2004.

Utox mengatakan, Nada Rindu bercerita tentang cinta dan kerinduan.  

“Kalau Graphene menceritakan tentang perasaan dicuekin atau digimanain tapi tetap cinta,” jelas Utox. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih Tokcer di Usia 70, Ahmad Albar Panen Pujian


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler