jpnn.com - TANGERANG – Tiga orang yang masih dalam satu keluarga dibunuh secara sadis oleh Ramadhan Gumilang, 25, di Perumahan Periuk Jaya Permai, RT 06/06 Kelurahan Periuk Jaya Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Selasa (29/4) sore.
Motif pembunuhan ini diduga sakit hati lantaran hubungan asmaranya dengan Dewi tidak direstui oleh orang tua korban.
BACA JUGA: Penyidik Dalami Bukti Baru Kasus STIP
Ketiga korban yang dibunuh masing-masing, Dukut, 54, istrinya Yanti, 50, dan anak bungsunya Prasetyo, 13. Mereka merengang nyawanya setelah dipukul menggunakan kunci inggris dan menusuk dengan pisau. Sementara pelaku berhasil diamankan aparat kepolisian dua jam pascakejadian.
Berdasarkan informasi yang dihimpun INDOPOS (Grup JPNN), kasus pembunuhan satu keluarga yang sempat menggegerkan warga sekitar itu, terjadi sekitar 16.00. Bermula ketika, kehadiran Ramadhan Gumilang ke rumah korban, sekitar pukul 12.00. Kehadiran pelaku pun diterima oleh Yanti, ibu kekasihnya. Keduanya pun sempat berbincang di ruang tamu.
BACA JUGA: Kasus Ranmor di Sumsel Menurun
Sementara Dukut, suami Yanti berada di lantai dua dan Prasetyo, 15 sedang di kamarnya. Saat perbincangan di ruang tamu, Yanti meminta kepada pelaku untuk tidak lagi melanjutkan hubungan asmara mereka dengan Dewi, putri sulungnya.
Permintaan ini menurut informasi yang dihimpun INDOPOS sudah kerap dilontarkan oleh keluarga Dewi kepada pelaku. Apalagi, hubungan khusus (pacaran) antara Dewi dan pelaku sudah tidak lagi terjalin sejak beberapa bulan terakhir. Di sisi lain, kedatangan pria yang pernah bekerja di perusahan tambang di Kalimantan ini untuk meminta diijinkan kembali berpacaran dengan Dewi.
BACA JUGA: Cekcok, Ramadhan Bunuh Orang Tua dan Saudara Pacar
Namun seperti yang sudah-sudah, Yanto menolak karena tidak ingin putri semata wayangnya disakiti pelaku. Akibat penolakan ini, tensi pembicaraan pun semakin meninggi. Menghindari pertengkaran lebih jauh, Yanti memilih untuk meninggalkan pelaku ke dapur. Namun ternyata, kondisi ini dipergunakan pelaku untuk membantai seisi rumah.
Pelaku yang memang sudah mempersiapkan kunci inggris, mendatangi Yanti ke dapur dan langsung memukulkan berulang kali kunci inggris tepat di kening Yanti. Akibat pukulan di bagian kepala, Yanti tewas seketika. Tidak sampai disitu, suami korban yang mendengar percekcokan pun turun ke lantai dasar.
Pelaku yang kalap langsung menyerang Dukut dengan menggunakan kunci inggris hingga tewas. Bahkan kebringasan pelaku makin menjadi saat mengejar Prasteyo, anak bungsu pasangan suami istri yang sudah dibunuhnya, ke dalam kamar. Di sana, korban membabi buta memukulkan kunci inggris yang sudah dipersiapkan olehnya ke kepala Prasteyo hingga meregang nyawa.
Beberapa saat setelah aksi pembantaian di dalam rumah, Bagus, 16, anak kedua pasangan ini tiba di rumah dari sekolah. Saat masuk ke dalam rumah, Bagus pun hendak dibantai oleh pelaku. Namun nasib berkata lain, Bagus bisa menyelamatkan diri dan sontak berteriak mengundang warga bergerumul.
Saat itulah, warga langsung mengepung kediaman berlantai dua tersebut. Pelaku sendiri bukan menyerah dan malah hendak melarikan diri dari atap. Namun, warga yang sudah mengepung langsung menangkap pelaku. “Dewi (kekasih korban, red) saat kejadian tidak di rumah. Kerja di Kuningan. Pelaku sempat mau lari dari atap,” kata Ujang Umar, Ketua RT 06.
Ujang sendiri menjelaskan kemungkinan besar aksi ini sudah direncanakan oleh pelaku. Pasalnya, pelaku sudah ada di rumah tersebut sejak pukul 12.00, dengan dalil bertamu.
Sepengetahuannya, pelaku yang merupakan warga jatiuwung, Kota Tangerang itu sudah empat tahun memiliki hubungan asmara dengan Dewi, anak sulung korban. Namun, orang tua Dewi tidak merestui hubungan itu dan terjadilah pembunuhan ini.
Kapolres Metropolitan Tangerang Kombes Riad menyatakan setelah mendapat informasi dari masyarakat ada kasus pembunuhan pihaknya langsung meluncur ke lokasi kejadian. Pelaku yang sempat diamankan oleh masyarkat langsung ditangkap digelandang ke Polsek Jatiuwung.
Sementara tiga orang yang masih dalam satu keluarga korban pembunuhan itu langsung dibawa ke RSUD Tangerang, untuk otopsi. “Pembantain satu keluarga ini diduga sudah direncanakan oleh pelaku karena sudah mempersiapkan linggis dan pisau, “ kata Riad kepada INDOPOS di lokasi kejadian.
Riad menyatakan motif pembunuhan ini diduga sakit hati karena hubungan asmaranya dengan Dewi, putri sulung dari pasangan Dukut dan istrinya Yanti tidak direstui. “Pria penggangguran ini bisa dikenakan pasal pembunuhan berencana, “ujar mantan penyidik Densus 88 itu. (fin)
Pembunuhan sadis:
Pukul 12.00 : Ramadhan, 25, bertandang ke rumah kekasihnya untuk meminta restu agar diperbolehkan kembali berpacaran dengan Dewi, anak sulung dari pasangan Dukut, 54 dan Yanti, 50.
Pukul 12.00 – 15.00 : Pelaku dan Yanti berbincang di ruang tamu. Cekcok mulut terjadi karena pelaku memaksa agar direstui. Namun ibu korban tetap menolak dengan alasan pelaku sudah pernah tertangkap tangan selingkuh dengan perempuan lain.
Pukul 15.00 : Pelaku meminta agar diperbolehkan menunggu Dewi pulang dari kantor di daerah Kuningan, Jakarta.
Pukul 15.30 : Yanti memilih ke dapur dan meninggalkan korban karena tetap memaksa dengan nada kasar agar di perbolehkan menjalin hubungan kembali dengan Dewi.
Pukul 15.35 : Pelaku mendatangi Yanti yang sedang berada di dapur dan langsung menghujamkan kunci inggris ke bagian kepala.
Pukul 15.35 : Pelaku membantai Dukut yang turun dari lantai dua karena mendengar keributan di dapur. Pelaku menghujamkan linggis kebagian kepala Dukut. Tidak itu saja, pelaku juga mengejar Prasetyo, 13 ke kamar karena melihat aksi pembunuhan sadis yang dilakukan pelaku kepada orang tuanya. Prasetyo pun tewas dengan pukulan kunci inggris di bagian kepala.
Pukul 15.40 : Bagus, 16, anak kedua pasangan Yanti dan Dukut tiba pulang dari sekolah dan tiba di rumah. Saat membuka pintu, pelaku langsung menghujamkan kunci inggris ke bagian kepala. Beruntung Bagus bisa mengelak dan berlari ke luar rumah.
Pukul 15.45 : Pelaku diamankan warga saat hendak melarikan diri dari atap setelah para warga mendengar teriakan minta tolong dari Bagus.
Kemudian petugas datang melakukan olah TKP dan mengamankan pelaku ke Polsek Jatiuwung. Sementara jasad para korban dibawa ke RSU Tangerang untuk keperluan visum.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Rampok Emas Terancam Pecat
Redaktur : Tim Redaksi