Ciptakan Ini, SMAK St Louis Surabaya Raih Medali Emas di Korsel

Minggu, 07 Agustus 2016 – 13:13 WIB
Billy, siswi SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya. Foto: Mesya Mohammad/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Kemenangan besar diraih delegasi Indonesia yang hanya mengutus dua tim untuk mengikuti Olimpiade Standardisasi Internasional tingkat SMA di Korea Selatan (Korsel).

Delegasi Indonesia yang diwakili SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya berhasil meraih medali emas dan tim dari SMA Lazuardi GIS Depok mendapatkan medali perunggu.

BACA JUGA: Perlu Atase Agama untuk Atasi Persoalan WNI di Malaysia

Dalam olimpiade tersebut, para peserta diuji kemampuannya dalam menyelesaikan delivery drone system. ‎Kerangka drone yang tersedia di meja harus dimodifikasi dan ditambahkan dengan sistem delivery yang efektif agar bisa memindahkan barang maupun paket dengan ukuran yang bervariasi secara efektif. 

"Olimpiade 2016 tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding 2015. Tahun lalu, kami hanya diminta membuatkan ketel uap panas yang sudah kami bayangkan bentuk fisiknya. Tahun ini diminta membuat drone yang bisa mengangkat barang. Ini butuh kreativitas tinggi," kata Billy, siswa SMA Kristen St Louis 1 Surabaya‎ kepada pers sesaat setelah tiba di Bandara Soetta, tadi malam.

BACA JUGA: Kalimat Mesra Michelle untuk Obama, Ultah Terakhir di Gedung Putih

Tim SMAK St Louis 1 Surabaya‎ yang terdiri dari Billy (si jago matematika), Agatha (si jago bahasa Inggris), dan Leonard (si jago Fisika), berhasil membuat prototipe drone dengan sistem simpel hidrolik yang didesain empat dimensi.

Karya siswa SMAK St Louis ini rupanya menarik perhatian para juri sehingga mengganjar mereka dengan medali emas.

BACA JUGA: Tiongkok Lagi-lagi Buat Jepang Meradang

‎Sementara Bagus Alif Fahasyim, salah satu anggota tim Indonesia dari SMA Lazuardi-GIS Depok mengatakan, butuh kreativitas dan konsentrasi tinggi dalam olimpiade Korsel ini. Siswa hanya diberikan alat dan bahan sesuai tema yang ditentukan juri.

“Dengan alat dan bahan yang tersedia, peserta dituntut untuk bereksperimen, berkreasi, maupun berinovasi spesifikasi apa saja yang harus ditambahkan untuk delivery system drone serta menstandarisasi spesifikasi maupun komponen-komponen yang ada dalam drone tersebut dengan menulis portofolio yang panitia sediakan,” terang Bagus.

Setelah itu, peserta diminta membuat essay dengan tema self driving car. Dari tema essay tersebut, peserta diminta untuk menstandarisasi dari beberapa aspek mulai dari driving aspect, breaking system, parking aspect, dan safety system. Pada tahap ini, para peserta diuji bagaimana menstandardisasikan sesuatu untuk industri pada masa depan. 

"Saya membuat essay tentang smart car. Essay ini juga menarik perhatian juri sehingga menambah poin kemenangan delegasi Indonesia," terang Billy. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-Gara Duterte, 114 Ribu Bandar dan Pemakai Narkoba Nyerah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler