JAKARTA - Kiprah Dr. (HC) Ir. Ciputra di industri properti dan pengabdiannya dalam mengembangkan kewirausahaan (entrepreneurship) terus menuai apresiasi. Kali ini, begawan properti itu meraih penghargaan Internasional Lifetime Achievement Luminary Award dari Channel NewsAsia Singapura. Ini merupakan penghargaan tahunan untuk pebisnis paling bersinar di Asia.
Pak Ci, sapaan Ciputra, menyatakan rasa terima kasih atas penghargaan yang diberikan untuknya. Dia juga mengapresiasi prestasi dan kemajuan ekonomi Singapura.
"Saya belajar dari kemajuan Singapura dan saya menemukan jumlah entrepreneur yang inovatif di Singapura diatas 5 persen (jumlah penduduk), sedangkan Indonesia masih dibawah 1 persen inilah penyebab penting kenapa GDP per kapita Singapura jauh lebih besar dari Indonesia," ujarnya usai menerima penghargaan di Singapura pekan lalu.
Entrepreneurship memang diakui sebagai salah satu resep penting dalam kesuksesan sebuah bangsa. Dedikasi dan semangat Pak Ci dalam menggelorakan entrepreneurship itulah yang mendapat apresiasi tinggi dari dewan juri.
Mereka adalah Prof. Arnoud De Meyer (Presiden Singapore Management University), Walter Fernandez (Managing Director MediaCorp Press), Teo Eng Cheong (CEO International Enterprise Singapore), Debra Soon (Channel News Asia, Media Corp), dan Valerio Nannini (Managing Director Nestle Singapore).
Dewan juri sepakat menganugerahkan penghargaan tertinggi itu kepada Pak Ci berkat berbagai pencapaiannya dalam berinovasi, mengembangkan bisnis secara entrepreneurial sehingga berdampak di region Asia dan melakukan inisiatif membangun masyarakat (giving back to the community) secara unik dan strategis yaitu pengembangan entrepreneurship untuk bangsa.
Dengan demikian Pak Ci menjadi orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut dalam penyelenggaraan Luminary Award. Sebelumnya, penghargaan itu diterima Dr. Kiran Mazumdar dari Biocon, India dan Dhanin Chearavanont dari Charoen Pokphan, Thailand.
Pak Ci menuturkan, jika ingin menapak sukses, maka sebuah negara harus menambah jumlah entrepreneur-nya. Hal itulah yang kini tengah dikejar olehnya.
"Kami di indonesia memiliki urgency yang sangat besar untuk sesegera mungkin melipat gandakan jumlah entrepreneur dan untuk itu inspirasi serta pelatihannya harus dimulai dari dalam pendidikan nasional kita," katanya.
Dalam satu dekade terakhir, Pak Ci memang sangat aktif merintis dan mengembangkan pendidikan entrepreneurship bagi masyarakat luas dari tahap inkubasi di pendidikan dini. Impian Pak Ci ke depan adalah mengembangkan pelatihan entrepreneurship secara On line sehingga mampu diakses seluruh masyarakat luas dimanapun berada dalam rangka melahirkan 4 juta entrepreneur baru untuk Indonesia dalam 25 tahun ke depan.
Menurut dia, masa kini dan masa depan membutuhkan SDM yang kreatif dan inovatif. Sehingga, apa yang dipelajari di sekolah sharus dapat menggambarkan pembangunan SDM-SDM yang kreatif dan inovatif. "Kita harus meninggalkan sesegera mungkin pembelajaran yang hanya berdasarkan memory," jelasnya.
Kiprah Pak Ci malang melintang di dunia bisnis membuatnya sangat layak bicara tentang entrepreneurship. Simak saja rekam jejaknya.
Pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931, ini sudah menjadi arsitek dan entrepreneur sejak muda. Hingga kini, dia menjadi founder dan sekaligus mentor dari 3 grup usaha yaitu Jaya Group, Metropolitan Group dan Ciputra Group "yang bergerak di bidang properti, konstruksi, rekreasi serta teknologi informasi dan mempunyai operasi di seluruh Indonesia dan di luar negeri seperti di Singapura, Hanoi, Phnom Penh dan Shenyang, China.
Dalam usaha properti telah mengembangkan lebih dari 100 proyek kawasan kota mandiri dengan mengembangkan lahan lebih dari 10.000 ha dan ratusan properti komersial seperti mal, hotel, perkantoran, apartemen dan rumah sakit.
Juga telah sukses membawa 9 perusahaan go public, yaitu 3 dari Ciputra Group, 3 dari Jaya Group dan 3 dari Metropolitan Group dengan nilai total kapitalisasi pasar lebih dari USD 10 miliar.
Di bidang sosial Pak Ci juga terlibat aktif di lebih dari 10 yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, olahraga, seni dan budaya, termasuk yang terakhir Ciputra Art Gallery, Museum and Theater. Selain itu, ia juga aktif di 4 universitas yaitu Universitas Ciputra, Tarumanagara, Prasetya Mulya dan Pembangunan Jaya.
Tentunya, Pak Ci juga dikenal kiprahnya di bidang organisasi karena mendirikan Real Estat Indonesia (REI) pada tahun 1972 dan menjadi Presiden FIABCI (International Real Estate Federation) di tahun 1989. (owi)
Pak Ci, sapaan Ciputra, menyatakan rasa terima kasih atas penghargaan yang diberikan untuknya. Dia juga mengapresiasi prestasi dan kemajuan ekonomi Singapura.
"Saya belajar dari kemajuan Singapura dan saya menemukan jumlah entrepreneur yang inovatif di Singapura diatas 5 persen (jumlah penduduk), sedangkan Indonesia masih dibawah 1 persen inilah penyebab penting kenapa GDP per kapita Singapura jauh lebih besar dari Indonesia," ujarnya usai menerima penghargaan di Singapura pekan lalu.
Entrepreneurship memang diakui sebagai salah satu resep penting dalam kesuksesan sebuah bangsa. Dedikasi dan semangat Pak Ci dalam menggelorakan entrepreneurship itulah yang mendapat apresiasi tinggi dari dewan juri.
Mereka adalah Prof. Arnoud De Meyer (Presiden Singapore Management University), Walter Fernandez (Managing Director MediaCorp Press), Teo Eng Cheong (CEO International Enterprise Singapore), Debra Soon (Channel News Asia, Media Corp), dan Valerio Nannini (Managing Director Nestle Singapore).
Dewan juri sepakat menganugerahkan penghargaan tertinggi itu kepada Pak Ci berkat berbagai pencapaiannya dalam berinovasi, mengembangkan bisnis secara entrepreneurial sehingga berdampak di region Asia dan melakukan inisiatif membangun masyarakat (giving back to the community) secara unik dan strategis yaitu pengembangan entrepreneurship untuk bangsa.
Dengan demikian Pak Ci menjadi orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut dalam penyelenggaraan Luminary Award. Sebelumnya, penghargaan itu diterima Dr. Kiran Mazumdar dari Biocon, India dan Dhanin Chearavanont dari Charoen Pokphan, Thailand.
Pak Ci menuturkan, jika ingin menapak sukses, maka sebuah negara harus menambah jumlah entrepreneur-nya. Hal itulah yang kini tengah dikejar olehnya.
"Kami di indonesia memiliki urgency yang sangat besar untuk sesegera mungkin melipat gandakan jumlah entrepreneur dan untuk itu inspirasi serta pelatihannya harus dimulai dari dalam pendidikan nasional kita," katanya.
Dalam satu dekade terakhir, Pak Ci memang sangat aktif merintis dan mengembangkan pendidikan entrepreneurship bagi masyarakat luas dari tahap inkubasi di pendidikan dini. Impian Pak Ci ke depan adalah mengembangkan pelatihan entrepreneurship secara On line sehingga mampu diakses seluruh masyarakat luas dimanapun berada dalam rangka melahirkan 4 juta entrepreneur baru untuk Indonesia dalam 25 tahun ke depan.
Menurut dia, masa kini dan masa depan membutuhkan SDM yang kreatif dan inovatif. Sehingga, apa yang dipelajari di sekolah sharus dapat menggambarkan pembangunan SDM-SDM yang kreatif dan inovatif. "Kita harus meninggalkan sesegera mungkin pembelajaran yang hanya berdasarkan memory," jelasnya.
Kiprah Pak Ci malang melintang di dunia bisnis membuatnya sangat layak bicara tentang entrepreneurship. Simak saja rekam jejaknya.
Pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931, ini sudah menjadi arsitek dan entrepreneur sejak muda. Hingga kini, dia menjadi founder dan sekaligus mentor dari 3 grup usaha yaitu Jaya Group, Metropolitan Group dan Ciputra Group "yang bergerak di bidang properti, konstruksi, rekreasi serta teknologi informasi dan mempunyai operasi di seluruh Indonesia dan di luar negeri seperti di Singapura, Hanoi, Phnom Penh dan Shenyang, China.
Dalam usaha properti telah mengembangkan lebih dari 100 proyek kawasan kota mandiri dengan mengembangkan lahan lebih dari 10.000 ha dan ratusan properti komersial seperti mal, hotel, perkantoran, apartemen dan rumah sakit.
Juga telah sukses membawa 9 perusahaan go public, yaitu 3 dari Ciputra Group, 3 dari Jaya Group dan 3 dari Metropolitan Group dengan nilai total kapitalisasi pasar lebih dari USD 10 miliar.
Di bidang sosial Pak Ci juga terlibat aktif di lebih dari 10 yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, olahraga, seni dan budaya, termasuk yang terakhir Ciputra Art Gallery, Museum and Theater. Selain itu, ia juga aktif di 4 universitas yaitu Universitas Ciputra, Tarumanagara, Prasetya Mulya dan Pembangunan Jaya.
Tentunya, Pak Ci juga dikenal kiprahnya di bidang organisasi karena mendirikan Real Estat Indonesia (REI) pada tahun 1972 dan menjadi Presiden FIABCI (International Real Estate Federation) di tahun 1989. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY jadi Ketum PD Bukti Politik Dinasti Masih Kuat
Redaktur : Tim Redaksi