jpnn.com - HARJAMUKTI – Sampah saat malam takbiran hingga salat id menjadi yang terpadat selama rangkaian hari raya Lebaran. Itu terjadi di Cirebon. Untuk itu selama momen Lebaran, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) harus menambah 100-120 ritasi pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kopi Luhur.
“Sampah dari pasar tradisional menjadi penyumbang terbesar. Tapi dari malam Lebaran dan hari H juga banyak sampah,” ujar Kepala UPTD TPA Kopiluhur, Otang Sumantri, seperti dilansir dari Radar Cirebon (Jawa Pos Group), Sabtu (9/7).
BACA JUGA: Cuma Rp 10 ribu per Orang, Taman Sari Diserbu Pengunjung
Otang mengatakan, kenaikan volume sampah sudah diprediksi sebelumnya. Hal ini menjadi rutinitas setiap tahun saat menjelang dan sesudah Idul Fitri. Kenaikan sampah mencapai puncaknya pada malam Idul Fitri. Jumlahnya mencapai 800 meter kubik dibandingkan hari biasa yang hanya 650 meter kubik.
Meskipun mengalami kenaikan, sampah malam Idul Fitri masih kalah banyak dibandingkan malam tahun baru yang bisa mencapai 900 meter kubik. Bahkan lebih dari itu. Bahkan saking banyaknya sampah, polwan Kota Cirebon juga ikut membantu petugas kebersihan menyapu jalanan saat usai salat id.
BACA JUGA: Keren, Gubernur Ganteng Rayakan Lebaran di Tempat ini
Penyumbang sampah saat malam Idul Fitri paling banyak dari pasar tradisional. Karena sudah diprediksi sebelumnya, DKP menambah jumlah ritasi. Terutama untuk dump truck dan mobil kecil pikap.
“Kenaikan ini menambah beban BBM,” tuturnya.
BACA JUGA: Antisipasi Teror, Polisi di Sulut Terus Siaga
Beruntung, anggaran untuk penambahan ritasi sudah dialokasikan dari APBD. Karena itu, Otang merasa tidak ada kendala berarti. Kendati demikian, masalah justru ada pada daya tampung TPA Kopiluhur. Volume sampah yang terus bertambah, nyaris tak tertampung.
Oleh sebab itu, Otang berharap masyarakat mulai melakukan langkah pengelolaan sampah rumah tangga. “Harusnya masalah sampah itu selesai di tingkatan rumah. Jadi yang terbuang ke TPA itu hanya sisanya saja,” imbaunya.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Kebersihan DKP Kota Cirebon Drs Jajang Yaya Suganda mengatakan, jumlah TPS di seluruh Kota Cirebon ada 29 titik.
Pertumbuhan sampah di Kota Cirebon sangat padat. Meskipun jumlah penduduk resmi hanya sekitar 300 ribu jiwa, tapi, pada pagi hingga sore hari mencapai 1,5 juta orang.
Pada sisi lain, mereka beraktivitas dan membuang sampah di Kota Cirebon. Sehingga, penumpukan terus terjadi. Sementara, TPA Kopiluhur semakin berat menahan serbuan sampah. Karena itu, perlu langkah inovatif dan kesadaran bersama.
Membangun itu, lanjut Jajang, DKP menerapkan pola berbeda dengan pandangan masyarakat. Bila warga berharap di setiap RW ada TPS. Jajang justru tidak sependapat.
“Kalau bisa, tidak ada penambahan TPS lagi. Itu tantangan bersama. Meskipun jumlah penduduk meningkat, sampah harus berkurang,” paparnya. (ysf/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Komisi V Ini Dorong Pembangunan Dua Jembatan Baru di Sini
Redaktur : Tim Redaksi