JOGJAKARTA - Entah apa yang terjadi dengan CLS Knights Surabaya. Tampil begitu perkasa saat mengalahkan Garuda Kukar Bandung dengan agregat 3-0 di babak regular, mereka malah loyo di Championship Series.
Dimaz Muharri dkk gantian dibekuk Garuda dengan skor telak 57-82 dalam pertandingan ketiga Championship Series yang digeber di GOR UNY Jogjakarta, Sabtu (18/5).
CLS benar-benar lesu darah. Mereka tak bisa mengimbangi permainan keras dan cepat yang ditunjukkan para pemain Garuda. Defense mereka juga kedodoran. Tak heran, Garuda begitu leluasa untuk membombardir paint area CLS.
Garuda seperti mendapat angin segar untuk memanfaatkan permainan loyo CLS. Di kuarter pertama, mereka sukses mencetak 22 angka. Vinton Nolland, Wendha Wijaya dan Johanes Pohan memasukkan 100 persen tembakan-tembakan mereka.
CLS malah seolah tak berbenah dengan kondisi tersebut. Mereka bermain dengan pola yang sama. Hasilnya, Garuda makin tak terkejar. Tim racikan Wan Amran tersebut kian leluasa mendominasi pertandingan. Di kuarter kedua, mereka menceploskan 20 angka. Sementara CLS hanya bisa menjaringkan 15 poin.
Kondisi timpang tersebut terus bertahan di dua kuarter sisa. CLS tetap tak bisa mengubah jalannya pertandingan. Mereka terlihat begitu sulit memecahkanpola permainan yang dikembangkan Garuda.
Christ Gideon menjadi pemain tersubur Garuda. Pria asal Malang, Jatim tersebut sukses mencetak 18 poin. Diftha Pratama dan Vinton menyusul dengan masin-masing 16 poin.
Semua pemain CLS Knights mencetak poin. Angka terbanyak datang dari Febri dengan 13 poin. Rendahnya akurasi yang hanya berada di angka 33 persen pada field goals adalah salah satu penyebab penampilan antiklimaks CLS. (jos/jpnn)
Dimaz Muharri dkk gantian dibekuk Garuda dengan skor telak 57-82 dalam pertandingan ketiga Championship Series yang digeber di GOR UNY Jogjakarta, Sabtu (18/5).
CLS benar-benar lesu darah. Mereka tak bisa mengimbangi permainan keras dan cepat yang ditunjukkan para pemain Garuda. Defense mereka juga kedodoran. Tak heran, Garuda begitu leluasa untuk membombardir paint area CLS.
Garuda seperti mendapat angin segar untuk memanfaatkan permainan loyo CLS. Di kuarter pertama, mereka sukses mencetak 22 angka. Vinton Nolland, Wendha Wijaya dan Johanes Pohan memasukkan 100 persen tembakan-tembakan mereka.
CLS malah seolah tak berbenah dengan kondisi tersebut. Mereka bermain dengan pola yang sama. Hasilnya, Garuda makin tak terkejar. Tim racikan Wan Amran tersebut kian leluasa mendominasi pertandingan. Di kuarter kedua, mereka menceploskan 20 angka. Sementara CLS hanya bisa menjaringkan 15 poin.
Kondisi timpang tersebut terus bertahan di dua kuarter sisa. CLS tetap tak bisa mengubah jalannya pertandingan. Mereka terlihat begitu sulit memecahkanpola permainan yang dikembangkan Garuda.
Christ Gideon menjadi pemain tersubur Garuda. Pria asal Malang, Jatim tersebut sukses mencetak 18 poin. Diftha Pratama dan Vinton menyusul dengan masin-masing 16 poin.
Semua pemain CLS Knights mencetak poin. Angka terbanyak datang dari Febri dengan 13 poin. Rendahnya akurasi yang hanya berada di angka 33 persen pada field goals adalah salah satu penyebab penampilan antiklimaks CLS. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aspac Mantap di Laga Perdana
Redaktur : Tim Redaksi