"Tahu nggak layanan anda ini mengelabuhi konsumen. Saya punya buktinya, karena saya juga terima SMS-nya. Apa yang ada lakukan ini tidak jujur karena tidak sesuai dengan UU Perlindungan konsume. Jadi bagaimana anda merasa tidak tahu kalau tindakan anda sudah merugikan masyarakat," kata Ahmad Zeki, anggota panja pulsa Komisi I DPR RI.
Kekesalan Ahmad Zeki itu terungkap saat RDPU dengan 10 direktur content provider, yaitu Extend Media, Kreatif Bersama, Telkomsel, Era Cahaya, Next, XL axiata, Lingua Asiatic, Infokom Elektrindo, Colibri Network, Cequal Indonesia, Kamis (12/1).
Kritikan serupa diungkapkan Enggartiasto. Politisi Golkar ini mengkritisi Colibri Network yang menawarkan paket tausiah. "Kalau daftar cepat direspon, tapi begitu mau berhenti susah sekali di-unreg. Karena kejadian ini sampai Feri Kuntoro melapor ke polisi namun akhirnya diperkarakan anda dengan tuduhan pencemaran nama baik," ujarnya.
Selain Colibri, Enggar juga menyoroti Lingua Asiatic. Dengan terang-terangan, dia menuding perusahaan Malaysia ini telah menyedot pulsa masyarakat.
"Kalian sudah mencuri pulsa rakyat kami. Mungkin setelah kasus pencurian pulsa di Malaysia terbongkar tahun 2008 kemudian anda lari ke Indonesia dan mencuri pulsa di RI," ungkapnya.
Menanggapi itu, Habe Nafin dari PT Colibri Network menjelaskan, saat melakukan unreg, nomor yang dituju salah. Akibatnya tidak bisa di-unreg.
Jawaban Nafin kemudian dibantah Muhammad Najib. Sekretaris Panja Pencurian Pulsa ini mengatakan, hal tersebut merupakan permainan content provider dengan menyembunyikan no unreg-nya.
Namun Nafin membantahnya. Menurut dia, Feri Kuntoro hanya menekan nomor unreg ke 9386, padahal yang benar 9133. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petinggi FPI: Begitulah Model Laskar Kami
Redaktur : Tim Redaksi