jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun meyakini defisit pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 tetap terjaga di angka 2,53 persen.
Menurut Misbakhun, target penerimaan pajak akan tercapai meski pada awal 2025 ada persoalan pada sistem teknologi informasi layanan perpajakan atau Coretax.
BACA JUGA: Misbakhun Buka-bukaan Data demi Yakinkan Pelaku Pasar di Bursa
Berbicara pada Capital Market Forum 2025 bertema "Optimisme Pasar Modal RI di Tengah Perang Dagang Jilid II" yang diselenggarakan CNBC Indonesia di BEI, Jakarta, Jumat (21/3/2025), Misbakhun mengajak para pelaku pasar mencermati persoalan defisit APBN 2025.
“Soal pendapatan negara yang mengalami defisit dibandingkan penerimaan, ini harus kita baca secara detail,” kata Misbakhun.
BACA JUGA: Dukung Transformasi Perpajakan Digital, TelkomMetra dan Sipajak Berkolaborasi
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengumumkan defisit APBN 2025 hingga Februari lalu menembus angka Rp 31,2 triliun.
Pendapatan negara hingga Februari silam mencapai Rp 316,9 triliun, sedangkan belanja negara menembus angka Rp 348,1 triliun.
BACA JUGA: Persiapkan Munas Lagi, SOKSI Gulirkan Regenerasi
Misbakhun mengatakan ada permasalah pada Coretax. Menurut dia, sebenarnya sistem yang dikembangkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) itu merupakan ide yang sangat bagus.
Namun, sejak diimplementasikan 1 Januari, Coretax masih belum sempurna.
“Terdapat permasalahan teknis di lapangan sehingga mengganggu data penerimaan pajak kita, menggangu akses pembayaran pajak,” tutur Misbakhun.
Mantan pegawai DJP itu lantas membandingkan penerimaan pajak dengan pemasukan negara dari bea dan cukai.
Misbakhun menyebut penerimaan kepabaeanan dan cukai pada Februari 2025 justru mengalami kenaikan.
“Karena penerimaan bea dan cukai naik, sebenarnya tidak sewajarnya penerimaan pajaknya turun. Kalau penerimaan bea dan cukai naik, sewajarnya (penerimaan) pajak juga naik,” ucapnya.
Oleh karena itu, Misbakhun meyakini penurunan penerimaan negara dari pajak bukan karena perekonomian yang melambat, melainkan disebabkan Coretax yang belum berfungsi baik. “Kalau penerimaan pajaknya turun, berarti ada problem teknis di Coretax,” imbuhnya.
Meski demikian, Misbakhun mengaku optimistis angka penerimaan pajak akan segera meningkat pada Maret dan April saat laporan surat pemberitahuan (SPT) tahunan wajib pajak pribadi maupun korporasi masuk ke DJP.
Selain itu, masih ada pajak penghasilan Pasal 25 (PPH 25) yang akan masuk pada bulan-bulan selanjutnya.
Oleh karena itu, Misbakhun meminta para pelaku pasar modal di BEI tidak khawatir secara berlebihan, apalagi terpicu rumor yang mengakibatkan IHSG jatuh.
Legislator Partai Golkar itu menegaskan DPR juga akan mengawal defisit APBN 2025 tetap di angka 2,53 persen dari produk domestik bruto (PDB). “Melihat data moneter dan perbankan, dalam fiskal yang ada, sebenarnya optimisme itu pantas kita jaga,” katanya. (*/boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkot Tangerang Ajak Para WP Manfaatkan Pekan Panutan Pajak 2025, Ada Diskon 25 Persen
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi