Corona Ganas, Disiapkan 100 Ribu Kantong Jenazah Biasa Dipakai di Zona Perang

Kamis, 02 April 2020 – 14:28 WIB
Mayat dimasukkan ke dalam trailer di luar RS Pusat Brooklyn di tengah pandemi virus corona di kawasan Brooklyn, Kota New York, Amerika Serikat, Senin (30/3/2020). Foto: REUTERS/BRENDAN MCDERMID

jpnn.com, WASHINGTON - Wabah virus corona di Amerika Serikat makin ganas, dengan angka kematian tinggi diperkirakan terjadi dalam beberapa minggu mendatang.

Pentagon berupaya untuk menyediakan hingga 100.000 kantong jenazah untuk digunakan oleh otoritas sipil mengurus jenazah korban COVID-19.

BACA JUGA: Update Corona 1 April 2020 di Sumut: Jaga Jarak agar Tak Terus Bertambah!

Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) telah meminta 100.000 kantong jenazah pada Departemen Pertahanan AS, kata seorang pejabat Pentagon kepada Reuters, Rabu (1/4).

Badan Logistik Pertahanan (DLA) bekerja dengan kontraktor saat ini untuk menyediakan tambahan, kata pejabat itu.

BACA JUGA: Pelanggan Prabayar Mendapat Token Gratis dari PLN

Pengiriman awal akan datang dari persediaan DLA saat kontraktor meningkatkan produksi, menurut pejabat, yang berbicara dengan syarat anonimitas. DLA belum memiliki permintaan tanggal pengiriman khusus dari FEMA, tetapi agensi itu menginginkan kantong jenazah itu segera disiapkan.

Bloomberg telah melaporkan sebelumnya bahwa Pentagon sedang berupaya untuk membeli lebih banyak kantong jenazah dan bahwa lembaga itu awalnya akan menggunakan persediaan 50.000 kantong jenazah yang mereka simpan.

BACA JUGA: Begini Cara Urus Penundaan Cicilan Kredit, Debt Collector Jangan Ikut Campur

Seorang juru bicara FEMA yang dikutip oleh Bloomberg mengatakan bahwa agensi tersebut membuat rencana hati-hati untuk kebutuhan masa depan, yang termasuk persiapan untuk "kontinjensi kamar jenazah" dari negara bagian di penjuru A.S.

Unit Dukungan Pasukan DLA bertanggung jawab untuk mengelola persediaan Pentagon atas kantong jenazah nilon hijau, ukuran 94 inci x 38 inci, yang biasanya digunakan di zona perang.

Perkembangan itu terjadi ketika Amerika Serikat melihat peningkatan jumlah kematian akibat wabah corona, dengan penghitungan Reuters menunjukkan lebih dari 4.500 kematian dan lebih dari 200.000 infeksi di negara itu.

Presiden Donald Trump dan penasihat kesehatannya mendesak warga Amerika untuk mengikuti langkah-langkah menjaga jarak sosial yang ketat menjelang "dua minggu yang sulit" yang dapat mencapai sedikitnya 100.000 kematian akibat virus corona. (Reuters/Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler