CREW Beras

Oleh: Dahlan Iskan

Selasa, 10 Desember 2024 – 07:31 WIB
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Kalau ada CREW 8 jangan keburu menilai itu bagian dari program NASA-nya Amerika Serikat.

Indonesia punya CREW 8-nya sendiri. Cita-citanya juga tidak kalah tinggi: menjadi pendukung utama swasembada pangannya Presiden Prabowo Subianto.

BACA JUGA: Maulana Kabbani

Lebih lagi ketika target itu dimajukan dari tahun 2029 ke 2027.

Menurut keterangan CREW 8 Indonesia, dukungan itu segera dideklarasikan: bulan ini juga.

BACA JUGA: Restitusi Berduit

Yang menarik ialah siapa saja partner CREW 8 di bidang itu: Wilmar Padi, pabrik pupuk hayati Biotek, dan organisasi swadaya masyarakat Seknas Badan Usaha Milik Petani (BUMP).

Anda sudah tahu Wilmar. Grup usaha raksasa di bidang kelapa sawit dan minyak goreng.

BACA JUGA: Final 150Tv250T

Pada 2018, Wilmar membentuk anak perusahaan: Wilmar Padi. Sejak itu Wilmar masuk ke usaha tani padi.

Yang dilakukan Wilmar Padi ialah menyerap gabah hasil petani. Operasi pertamanya di Mojokerto, Jatim.

Belum terlalu kelihatan di lapangan. Mungkin masih harus belajar memahami ekosistemnya.

Misalnya saat panen tiba. Wilmar harus berhati-hati. Wilmar harus menunggu dulu penetapan patokan harga beli dari pemerintah.

Kadang ketika harga patokan keluar, kenyataan di lapangan sudah lebih tinggi. Wilmar ragu apakah ikut harga pasar atau harga yang ditetapkan pemerintah.

Di lapangan, tahun-tahun terakhir pedagang gabah juga aktif melakukan pembelian langsung ke petani. Mereka adalah "pedagang mandiri". Pedagang kelas menengah. Pakai uang mereka sendiri. Mereka bisnis beras dengan cara membeli gabah.

TP Rachmat juga terjun ke bisnis beras. Pengusaha terkemuka ini bisnis beras lewat bendera PT Belitang Panen Raya (BPR). Itu bagian dari PT Sumber Energi Pangan (SEP) di bawah naungan Triputra Group.

Dalam kerja sama itu, kelihatannya Wilmar Padi akan bertindak mirip Bulog-nya swasta. Di saat panen Wilmar membeli gabah, digiling di pabriknya jadi beras. Itulah beras merek Sania.

Sukarto Bujung juga terjun ke beras. Awalnya dia pedagang beras di Palembang. Lalu mendirikan PT Buyung Poetra Sembada Tbk, bergerak di beras premium.

Kode emitennya HOKI. Merk berasnya Topi Koki.

Demikian juga Joko Mogoginta. Perusahaannya, PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA) juga terjun ke sawah.

Saya tidak terlalu tahu partner CREW 8 yang akan menangani pupuk: Biotek. Di zaman ini terlalu banyak produk pupuk hayati di pasaran. Ibaratnya semua orang bisa bikin pupuk hayati.

Semua merek mengaku yang terbaik. Saya sudah mencoba banyak jenis pupuk hayati, tetapi hasilnya, rasanya, kurang lebih sama.

"Semua merek itu pada dasarnya punya komposisi yang sama. Sudah standar," ujar sahabat Disway yang juga memproduksi pupuk hayati.

Komposisi pupuk hayati adalah bakteri penambat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, dan bakteri pengurai.

"Paling ditambah hormon-hormon tumbuh dan enzim tertentu," katanya.

Saya tahu Biotek punya pabrik di Solo. Juga di Bogor. Akan tetapi saya belum pernah berkunjung ke sana.

Partner CREW 8 satunya saya juga kenal baik dengan "pemiliknya": Dr Ir Sugeng Edi Waluyo-lah yang mendirikan Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani (Seknas BUMP).

Dr Edi memang gigih memperjuangkan nasib petani. Dia ingin agar petani mau membuat badan usaha. Lalu mengelola pertaniannya secara bisnis.

Saya hubungi Dr Edi hari Minggu kemarin. Sore hari. Dia masih dalam perjalanan dari Samarinda ke Balikpapan.

Dia baru saja tiba dari pedalaman Kaltim. Dari Barong Tongkok. Dia mendirikan dua BUMP di sana.

Barong Tongkok, Kutai Barat, sepotong wilayah di Kaltim yang cocok untuk pertanian.

Pertanian sayur mayurnya kini bisa memenuhi kebutuhan Samarinda dan Balikpapan -yang dulu didatangkan dari Jawa atau Sulawesi.

"Tidak mampir IKN," tanya saya.

Satu jam kemudian dia kirim foto lagi mejeng di IKN. Tampak Istana Garuda berada jauh di belakangnya.

Dr Edi sudah mendirikan lebih 200 BUMP di seluruh Indonesia. Satu BUMP terdiri dari 300 sampai 1.000 petani.

Yang mewakili mereka di BUMP adalah pengurus kelompok tani (Koptan). Satu Koptan biasanya beranggotakan 30-an petani.

Saya akan memonitor kerja sama tiga lembaga itu. Seberapa efektif kerja mereka dalam mendukung swasembada pangan tahun 2027.

Dari segi semangat, ketulusan, dan loyalitas ke sektor pertanian saya tidak ragu: delapan orang yang tergabung dalam CREW 8 adalah prajurit-prajurit sejati, mantan anggota Kopassus yang sangat loyal kepada Prabowo.

Ibaratnya, mereka itu pejah gesang nderek Prabowo.

Ketuanya: Catur Puji Santoso yang saat di Kopassus dulu berpangkat kolonel.

CREW sendiri, akhirnya Anda harus tahu: itu singkatan dari Caraka Radmila Ekawira Wiguna.

Itulah jalan mulia untuk menuju bahagia. Begitu juga mestinya harapan petani Indonesia.(*)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harimau Lapar


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi, M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler