jpnn.com, JAKARTA - Direktur isu strategis Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Ahmad Rofiq menilai sosok Erick Thohir menjadi titik sengkarut antara PKB dan PBNU.
Dia menyebutkan bahkan PKB telah berulang kali menegaskan menolak Erick Thohir (ET) sebagai cawapres Prabowo dengan sejumlah alasan. Sebaliknya, PBNU dipandang publik meng-endorse Erick Thohir.
BACA JUGA: Moncer Pimpin BUMN, Erick Thohir Potensial Jadi Cawapres
Namun, kata Rofiq, pandangan publik atas sikap PKB yang berbeda dengan PBNU terkait ET, besar kemungkinan salah.
Dia memiliki beberapa alasan atas pernyataan tersebut. Pertama, justru PKB dan PBNU terkait Pilpres 2024, sama-sama menolak ET.
BACA JUGA: Erick Thohir Dijagokan Berpasangan dengan Prabowo
Direktur isu strategis CSIIS Ahmad Rofiq. Foto: source for JPNN.com
"PKB menolak ET, sebab pencalonan Muhaimin adalah produk Muktamar PKB di Bali. Sedangkan PBNU menurut sumber-sumber di Kramat Raya tengah menyiapkan Yaqut Cholil Qoumas (Menteri Agama)" kata Rofiq dalam keterangannya, Rabu (23/8).
Dia menyebutkan sebenarnya ada pertemanan antara PKB dengan Erick Thohir sejak Asian Games 2018.
"Kala itu ET adalah Ketua Panitia Pelaksana Inasgoc, sementara Imam Nachrowi, politisi PKB, Menteri Pemuda dan Olahraga. Namun, itu berubah menjadi perlawanan, bisa jadi karena PKB melihat ET 'berkhianat' dengan menyeberang ke PBNU," lanjutnya.
Menurutnya, PKB yang pernah merasakan manisnya bekerja sama dengan ET, keberatan ditinggalkan dan itu menjadi-jadi setelah hubungan PKB-PBNU mengeras setelah Muktamar Lampung 2021.
"Sebaliknya, PBNU menservis habis-habisan Erick Thohir. Hal dimulai dari ritual pembaretan dalam Diklatsar Banser, hingga puncaknya penunjukkan ET sebagai Ketua Panitia peringatan satu abad NU," tuturnya.
Rofiq juga menilai baik PKB, PBNU, dan Erick Thohir bisa jadi saling tahu sikap politik sejati masing-masing. Meski terbaca oleh publik adalah sikap politik PKB yang "anti Erick Thohir", tetapi dia juga merasa "dijauhi" PBNU.
"ET yang sangat berkeringat pada momen peringatan satu abad NU, seakan habis manis sepah dibuang. PBNU selalu berlindung di balik sikap apolitis: NU bukan parpol, tidak bisa mencalonkan," jelas Rofiq.
Dia juga menjelaskan sebagai anak ideologis Jokowi, Erick Thohir tampaknya tidak risau oleh sikap PKB maupun PBNU, justru seakan membiarkan.
"Bisa saja Erick Thohir menggertak dengan mencabut aliran 'listrik' dan 'air' PBNU atau bahkan lebih dari itu. Sementara, ke PKB bisa saja dengan nabok nyilih tangan, pinjam tangan orang lain untuk menghantam," kata Rofiq.
Rofiq menilai ada dua cara untuk memutus sengkarut PKB, PBNU, dan Erick Tohir.
"Pertama, baik PKB maupun PBNU menghentikan ambisi para gus dan mengembalikan urusan Pilpres 2024 ke para kiai. kedua, pengembalian mandat dari para gus kepada para kiai ini dilakukan agar tidak terjadi rebutan Erick Thohir," pungkas Rofiq.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra