jpnn.com - SUNGAI KAKAP--Memasuki awal musim angin barat dimana ombak di laut mulai meninggi, para nelayan di Sungai Kakap enggan melaut. Dari pantauan Pontianak Post, banyak kapal nelayan yang sandar di dermaga Sungai Kakap. Para nelayan memilih beristirahat atau membetulkan jaring-jaring mereka. Ada pula yang memanfaatkan waktu untuk membetulkan kapal mereka.
Salah seorang nelayan Heriansyah (35) mengatakan, masuknya musim angin barat mulai dirasakan dalam beberapa hari ini. Menurut Heriansyah kondisi cuaca beberapa hari ini kurang baik. "Ombak sudah mulai tinggi. Tapi belum mencapai titik tertinggi. Kami perkirakan ombak paling besar nanti antara November dan Desember," kata Heriansyah saat ditemui di kapalnya, kemarin.
BACA JUGA: 100 Ribu Pengguna Narkoba, 22 Persennya Remaja
Biasanya angin barat datang pada bulan November hingga Januari. Namun menurut Heriansyah, saat ini kondisi cuaca kerap tidak menentu. "Sekarang itu cuaca susah ditebak. Yang semestinya belum banyak angin, eh sekarang banyak angin," katanya.
Nelayan lain, Johan (28) mengatakan, beberapa nelayan tetap memaksa melaut meski kondisi cuaca kurang bersahabat. Beberapa nelayan menilai kondisi ombak masih bisa diatasi. Namun para nelayan yang melaut tersebut tidak berani mencari ikan terlalu jauh. Mereka memilih lokasi beberapa mil dari daratan.
BACA JUGA: Gas 3 Kg Langka Merata di Aceh
"Banyak juga yang memilih mencari ikan di dekat pulau. Kalau kebetulan ada ombak tinggi bisa langsung menuju ke pulau. Nanti kalau cuaca membaik baru kembali ke laut lagi," kata Johan.
Akibat tidak menentunya kondisi cuaca, para nelayan mengaku mengalami kerugian. Sebab mereka tidak bisa mendapatkan ikan yang bisa dijual. "Kalau tidak melaut ya kehilangan penghasilan. Ikan tidak dapat, paling hanya di rumah saja," kata Abdurahman, nelayan lain.
Di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya sebagian warganya bekerja sebagai nelayan. Wilayah ini memang terkenal sebagai penghasil ikan yang didistribusikan ke sejumlah pasar di Pontianak.
BACA JUGA: PBB Dua Desa Nol Persen
Selain cuaca yang kurang baik, para nelayan di Kecamatan Sungai Kakap juga mengeluhkan kurangnya pasokan bahan bakar bagi nelayan. "Bahan bakar susah. Ndak ada barang. Ini sudah lama tidak ada. Biasanya sebulan sekali datangnya. Itu yang jadi kendala kami mau melaut," kata Abdurahman.
Menurut Abdurahman, gara-gara sulit mendapatkan solar, banyak nelayan yang sulit melaut. "Paling sebulan hanya sekali saja melaut. Tergantung ada minyak atau tidak. Kadang sebulan malah tak ada melaut gara-gara minyak," katanya. Para nelayan berharap pemerintah bisa menambah pasokan minyak bagi para nelayan.(her)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lokasi Ujian CPNS Mulai Disiapkan
Redaktur : Tim Redaksi