Cuaca Diprediksi Ekstrem saat Natal dan Tahun Baru, Mohon Waspada

Rabu, 21 Desember 2022 – 01:00 WIB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem pada saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem pada saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat waspada mengenai prakiraan itu.

BACA JUGA: Cuaca Hari Ini Selasa, Warga di Jabodetabek Simak Peringatan BMKG

"Dari monitoring yang dilakukan BMKG, kami mendeteksi perkembangan kondisi cuaca yang sangat berpotensi untuk menjadi ekstrem," ujar Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers bertema Waspada Potensi Cuaca Ekstrem di Beberapa Wilayah Indonesia Menjelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023 secara daring, Selasa (21/12) malam.

Dwikorita menyampaikan empat fenomena yang dapat memicu peningkatan curah hujan hingga lebat.

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca di Riau 20 Desember 2022, BMKG Beri Peringatan Begini

Dia juga mengkhawatirkan fenomena ini dapat menjadi ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.

"Jadi, biasanya satu per satu, tetapi ini ada empat fenomena yang terjadi secara bersamaan yang mengakibatkan kondisi dinamika atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem," tuturnya.

BACA JUGA: Peringatan Dini Cuaca,Selasa 20 Desember 2022, Warga Jakarta Wajib Waspada

Dia menyebutkan fenomena pertama adalah peningkatan aktivitas Monsun Asia yang memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Fenomena kedua, intensifikasi atau semakin intensifnya fenomena Seruakan Dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif.

"Peningkatan pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif itu berpotensi terjadi di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara," papar Dwikorita.

Fenomena ketiga, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem.

Selain itu, berpotensi terjadi peningkatan kecepatan angin permukaan serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.

Fenomena keempat, terpantaunya aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation.

Dwikorita menjelaskan fenomena Madden Julian Oscillation merupakan fenomena pergerakan arak-arakan awan hujan dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika.

"Jadi, melintasi Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik tetapi melewati kepulauan Indonesia," tuturnya. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramalan Cuaca di Sumsel, Selasa 20 Desember, Berpotensi Hujan Ringan di Sebagian Wilayah


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler