Cuaca Ekstrem hingga Februari

Sabtu, 07 Januari 2012 – 11:26 WIB

BOGOR-Cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini terjadi di Bogor dan sekitarnya akan terus berlanjut sampai Februari mendatang. Bahkan, hingga bulan depan angin puting beliung akan sering terjadi karena adanya perubahan awan cumulonimbus (cb). Sebagai upaya mitigasi tahap awal, masyarakat perlu memahami secara menyeluruh mengenai proses pertumbuhan awan cb yang dapat menyebabkan terjadinya puting beliung.

Hal ini penting agar masyarakat peka terhadap kondisi alam sekitar, sehingga dapat melakukan upaya penyelamatan dini untuk memperkecil risiko kerugian akibat bencana puting beliung yang mungkin terjadi.

Kabid Informasi dan Data Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, Hendry Antono menjelaskan, angin puting beliung merupakan bagian dari fase pertumbuhan awan hujan cb yang terbentuk akibat pemanasan intensif. Fenomena udara panas seperti yang biasa terjadi akhir-akhir ini perlu diwaspadai. Karena, distribusi panas yang tidak merata akibat perubahan cuaca mendadak akan mengganggu sistem pola tekanan udara di atmosfer.

”Kondisi ini dapat memicu peluang terjadinya hujan deras yang diikuti puting beliung, akibat adanya massa udara yang cukup besar yang turun dari awan cumulonimbus saat hujan,” ujarnya kepada Radar Bogor (Group JPNN), kemarin.

Awan cb, sambung Hendry, secara visual berbentuk gumpalan awan hitam yang membumbung tinggi (vertikal) secara konvektif. Dalam proses pembentukannya, awan ini mengalami tiga fase pertumbuhan, yaitu fase pembentukan, fase matang dan fase punah.

”Pada fase peralihan antara matang menjadi punah inilah angin puting beliung seringkali terjadi, yakni fase dimana saat badan awan cb sarat dengan gerakan massa udara yang konvektif dan turbulen. Pada fase ini terjadi gerakan massa udara yang naik ke puncak awan, bersamaan dengan itu terjadi juga gerakan massa udara yang turun menunju dasar awan,” paparnya.

Ia mengatakan, gerakan massa udara yang turbulen dalam badan awan ini mengakibatkan terpisahnya muatan listrik dalam awan. Kondisi ini menyebabkan timbulnya muatan listrik antara ujung awan dan dasar awan atau antara awan satu dengan awan yang lainnya. Adanya beda muatan listrik dalam awan cb, menimbulkan lecutan petir yang bersahutan sebagai perwujudan pelepasan muatan listrik. Aktivitas petir yang menimbulkan pemanasan di bagian-bagian awan, mengakibatkan tekanan udara menjadi rendah.

Oleh karena itu, Hendry meminta agar masyarakat mewaspadai jika tampak ada pertumbuhan awan cb yang berlapis-lapis. Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol. Pada tahap berikutnya, awan tersebut tiba-tiba akan berubah dari warna putih menjadi hitam pekat yang merupakan awan cumulonimbus.

”Jika telah terbentuk, amati pepohonan di sekitar kita, apakah dahan dan dedaunan bergoyang cepat karena tiupan angin terasa sangat dingin. Jika fenomena ini terjadi, kemungkinan besar kehadiran hujan dan angin kencang di sekitar tempat kita berada,” tukasnya.

Hendry menambahkan, perkiraan cuaca ekstrem akan terjadi pada Januari ini. Dan puncaknya akan melanda pada Februari, dimana hujan turun-menerus tanpa henti.(rur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan Deras dan Angin Kencang, Banyak Pohon Tumbang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler