Cuaca Ekstrem hingga Maret

Minggu, 25 November 2012 – 15:03 WIB
BOGOR-Cuaca ekstrem diprediksi akan terus mengepung Bogor hingga Maret tahun depan. Cuaca paling ekstrem diperkirakan terjadi pada Februari 2013. Karena itu, masyarakat Bogor, khususnya yang bermukim di  daerah rawan bencana diimbau untuk ekstra waspada.

Bencana banjir dan longsor pada awal dan akhir tahun selalu menjadi langganan Bogor.  Sepanjang 2012, tren peningkatan curah hujan terjadi dua kali, pada Februari lalu dan November ini.

Tren peningkatan curah hujan tersebut menjadi petaka, karena bisa memicu keganasan sungai Ciliwung. Fluktuasi ketinggian air di Bendung Katulampa pun menjadi sulit untuk diprediksi, sehingga ancaman banjir bisa datang kapan saja.

"Dulu ada siklus lima tahunan. Pada 2002 memuncak, kemudian terjadi lagi pada 2007. Dari situ, ketinggian air Sungai Ciliwung selalu mengalami peningkatan signifikan setiap tahun," kata Koordinator Penjaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman kepada Radar Bogor (Grup JPNN).

Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Mulyono Prabowo mengatakan, curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh tiga hal, yakni penguapan, aktivitas di Samudra Pasifik, dan aktivitas di Samudra Hindia.

Aktivitas Samudera Pasifik mempengaruhi lebih banyak wilayah Indonesia, meliputi Papua, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, Kalimantan, Jawa, dan Sumatera bagian selatan, dan Jabodetabek. Sementara itu, aktivitas Samudra Hindia hanya berpengaruh pada Sumatera bagian barat.

Prabowo mengungkapkan, suhu di Indonesia, Pasifik dan Hindia tidak selalu sama. Perbedaan suhu tersebut akan berpengaruh pada pergerakan angin yang muaranya akan berpengaruh pada kecepatan pembentukan massa uap air di udara, dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya curah hujan.

Jika suhu di Indonesia lebih hangat, maka suhu di Pasifik lebih dingin. Suhu yang lebih dingin membuat tekanan lebih tinggi. Angin akan bergerak ke Indonesia, sesuai hukum bahwa udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke rendah. Angin akan memicu pembentukan massa uap air di udara, meningkatkan potensi curah hujan.

"Tahun 2007, aktivitas di Pasifik memang meningkat secara signifikan," kata Prabowo. Peningkatan aktivitas itu menyebabkan curah hujan lebih tinggi, kemudian mengakibatkan banjir lebih besar. (cr2/*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rel Ambrol, Tarif Angkot Melejit

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler