Cukai Rokok Tembus Rp50 T

Rabu, 15 Agustus 2012 – 08:58 WIB
JAKARTA - Industri rokok masih dominan dalam pos penerimaan negara dari sektor cukai. Data Ditjen Bea Cukai menunjukkan, pundi-pundi cukai dari rokok sudah menembus angka Rp 50 triliun.

Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono mengatakan, data terbaru realisasi penerimaan cukai hingga 7 Agustus 2012 sudah mencapai Rp 55,65 triliun. "Itu 95 persennya berasal dari rokok, jadi di atas Rp 50 triliun," ujarnya kepada Jawa Pos di Kantor Bea Cukai kemarin (14/8).

Selain rokok, penerimaan cukai berasal dari komoditas minuman mengandung etil alkohol (MMEA) dan etil alkohol (EA). Sebagai gambaran, pada 2011 dari total penerimaan cukai yang mencapai Rp 77,00 triliun, sekitar Rp 73,25 triliun di antaranya berasal dari rokok. Sedangkan cukai dari MMEA dan EA hanya Rp 3,58 triliun.

Menurut Agung, realisasi cukai Rp 55,65 triliun tersebut sudah 10,63 persen di atas target per Agustus yang ditetapkan Rp 50,30 triliun. Adapun target penerimaan cukai hingga akhir tahun dalam APBN-P 2012 dipatok Rp 83,26 triliun. "Kalau melihat tren hingga Agustus, mudah-mudahan target tersebut terlampaui," katanya.

Apa saja faktor naiknya penerimaan cukai" Agung menyebut, selain kenaikan tarif cukai yang berlaku awal tahun ini, tingginya penerimaan cukai didorong optimalisasi penegakan hukum melalui pemberantasan praktik industri rokok tanpa cukai ataupun cukai palsu. "Operasi penegahan produk rokok tanpa cukai atau cukai palsu terus kami gencarkan," ucapnya.

Direktur Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea Cukai Rahmat Subagio menambahkan, ada tiga modus pelanggaran industri rokok di bidang cukai. Yakni penjualan rokok tanpa cukai, penggunaan cukai palsu, atau cukai asli yang tidak sesuai dengan peruntukan. "Operasi penertiban kami fokuskan di sentra industri rokok di Jawa Timur dan Jawa Tengah," ujarnya.

Agung menambahkan, secara total penerimaan yang berhasil dikumpulkan oleh Ditjen Bea Cukai hingga 7 Agustus mencapai Rp 86,00 triliun. Selain cukai Rp 55,65 triliun, penerimaan lain berasal dari pos bea masuk (BM) Rp 16,82 triliun dan bea keluar (BK) Rp 14,02 triliun. "Total penerimaan ini sudah 8 persen di atas target hingga Agustus yang sebesar Rp 79,27 triliun," katanya. (owi/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hatta: Trend Ekonomi Indonesia Terus Positif

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler