jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Ulama Purwakarta mendatangi kantor DPP Golkar di Jakarta untuk meminta pencalonan Dedi Mulyadi sebagai kandidat gubernur di Pilkada Jabar 2018 dibatalkan.
Mereka menilai perilaku bupati Purwakarta itu meresahkan kalangan ulama dan umat Islam di Jawa Barat. Karenanya, DPP partai pimpinan Setya Novanto diminta mempertimbangkan pencalonan Dedi
BACA JUGA: GMPG Sowan ke Habibie untuk Bahas Setnov, Inilah Hasilnya
"Kami mau dibicarakan masalah Pak Dedi. Apakah itu layak akan diusung oleh Golkar atau tidak, alim ulama dari Purwakarta akan mengungkapkan masalah itu," kata Ketua Persatuan Ulama Purwakarta KH Asep Djamaludin di kantor DPP Partai Golkar Jakarta, Rabu (30/8).
Menurut Asep, hasil muzakarah para ulama, pesantren dan ormas Islam yang ada di Purwakarta, Dedi Mulyadi tidak layak menjadi calon gubernur Jawa Barat. Dia dianggap banyak melanggar kaidah Islam dengan berbagai kegiatan dan sikapnya.
BACA JUGA: Novanto Tegur Doli, GMPG Anggap DPP Golkar Primitif
"Menurut ulama tidak layak, karena banyak berseberangan dengan apa yang diharapkan ulama-ulama. Seperti masalah akidah Islamiyah, banyaknya sekarang hal-hal yang bikin rusak umat Islam, seperti kemusyrikan," paparnya.
Menurut, Asep kedatangan para ulama Purwakarta ke DPP partai Golkar karena menyayangi umat dan Golkar yang merupakan partai tempat Dedi bernaung.
BACA JUGA: Dedi Mulyadi Sudah Pamitan
Sementara itu Ketua II Dewan Pembina Majelis Ulama Indonesia Purwakarta KH Nana Suryana mengungkapkan hal yang sama.
"Sementara ini kami ingin memberikan tausiyah kepada Pak Dedi dan DPP golkar, inilah temuan kami di Purwakarta," ujarnya.
Dia juga membantah klaim Dedi yang selama ini menyatakan mendapat dukungan umat di Purwakarta untuk maju sebagai Cagub Jabar.
Nana berharap DPP Golkar mau menerima masukan untuk membatakan dukungan terhadap pencalonan Dedi Mulyadi.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sapu Bersih Pilkada di Jabar demi 2019
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam