Curiga Pengusutan Kasus LP Cebongan Bakal Direkayasa

Senin, 01 April 2013 – 00:58 WIB
JAKARTA -  Ketua Setara Institute, Hendardi,  menilai telah terjadi perebutan penanganan kasus penyerbuan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, antara TNI, Polri,  dan Komnas HAM.

Hal tersebut, menurutnya, karena kasus yang menewaskan empat tahanan dengan diberondong senjata api tersebut, menyangkut kepentingan banyak pihak.

"Karena itu masing-masing  institusi berebut mengendalikan penyelidikan," kata Hendardi dalam siaran persnya, Minggu (31/3) petang.

Akibat kondisi ini, Hendardi meyakini kerja penyelidikan yang seharusnya menjadi pembuka tabir dari peristiwa yang terjadi Sabtu (23/3) dini lalu, justru akan berujung pada ketidakjelasan. Sehingga kebenaran dan keadilan terabaikan.

"Tidak ada satu pun kejahatan yang diduga melibatkan oknum TNI bisa tuntas diselidiki dan dipertanggungjawabkan ke pengadilan. Kasus penghilangan orang secara paksa, kasus penculikan yang diduga dilakukan tim elit tertentu dan lain-lain, adalah bukti sekelompok orang imun dari jerat hukum," jelasnya.

Kondisi ini menurut Hendardi, menjadi tanda elit lembaga keamanan tertentu masih meletakkan diri lebih superior dari warga negara lain. "Jadi tanpa terobosan dengan membentuk tim investigasi independen, kejahatan di LP Cebongan berpotensi untuk dibonsai oleh pihak-pihak tertentu sebagai kejahatan biasa," katanya.

Karena itu atas kondisi yang ada, Presiden SBY menurut praktisi hukum ini, harus segera menyelamatkan kepercayaan publik terhadap TNI dan Polri.

Caranya dengan membentuk tim independen dan memerintahkan dua institusi tersebut terbuka terhadap rangkaian penyeliddikan atas peristiwa yang ada. "Publik tidak akan percaya pada kinerja Polri dan TNI, karena diduga mereka bagian dari masalah tersebut," katanya.

Seperti diberitakan, empat orang tewas diberondong sekelompok orang tidak dikenal di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3) dini hari lalu. Mereka adalah Dicky Sahetapi alias Dicky Ambon, Dedi, Ali, dan YD alias Johan.

Para tahanan ini sebelumnya diduga mengeroyok dan membunuh anggota Kopassus, Sertu Heru Santosa, Selasa (19/3) lalu. Dalam waktu singkat, empat palaku berhasil ditangkap. Namun kepolisian menitipkan mereka ke LP Sleman dengan alasan sel tahanan di Polda penuh.

Aksi penyerbuan dan penembakan di Lapas Cebongan sendiri berlangsung hanya sekitar 10 menit itu. Para pelaku yang berjumlah belasan orang disebut mengenakan cadar.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerusuhan Palopo Cederai Nilai Demokrasi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler