Curigai Ada Korupsi di Proyek Jembatan Way Kiri

Senin, 20 Oktober 2014 – 19:04 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Pengamat masalah anggaran, Uchok Sky khadafi, menduga telah terjadi potensi kerugian negara dari pembangunan jembatan Way Kiri, Lampung sebesar Rp 1,8 miliar.

Dia menyebut panitia tender memenangkan perusahaan yang menawar jauh lebih tinggi, di banding perusahaan lain yang memberi penawaran lebih rendah.

BACA JUGA: Risna Kaget Fotonya Sudah Tersebar di Media Sosial

Misalnya terkait pengadaan rangka baja jembatan Way Kiri ruas Jalan Penumbangan-Gunung Terang di Kabupaten Tulang Bawang Barat (TBB) yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tahun 2013. Harga Perkiraan Sementara (HPS) mencapai Rp 8 miliar.

“Pemenang lelang Way Sabuk, dengan harga penawaran Rp 7,9 miliar. Harga ini terlalu tinggi dan mahal. Karena ada dari perusahaan yang menawar harga yang rendah dan murah dikalahkan. Misalnya PT Bakrie Metal Industries, Rp 6,2 miliar. Kemudian PT Bujung Pering (Rp 6,7 miliar), PT Pandu Mulia (Rp 7 miliar) dan PT Trontonio Jaya Abadi (Rp 7,3 miliar),” ujar Uchok kepada JPNN di Jakarta, Senin (20/10).

BACA JUGA: Paripurna DPRD Diskors demi Nonton Bareng Pelantikan Jokowi

Menurut Uchok, dengan memenangkan perusahaan yang menawar harga paling mahal, ditemukan potensi kerugian negara sebesar Rp 1,78 miliar.

Dugaan potensi kerugian negara lain dari tender pembangunan Jembatan Way Kiri, ruas Jalan Penubangan-Gunung Terang tahap IV. HPS untuk tender pengadaan yang dilakukan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tersebut, mencapai Rp 2 miliar.

BACA JUGA: Puisi Untuk Risna

“Pemenangnya CV Alam Kari yang mengajukan penawaran Rp 1,9 miliar. Harga ini terlalu tinggi dan mahal. Karena ada perusahaan yang menawar lebih rendah namun dikalahkan. Perusahaan tersebut antara lain CV Unggul Jaya (Rp 1,8 miliar), CV Risky Brothers (Rp 1,8 miliar). Jadi dengan dipilihnya harga yang paling mahal, maka potensi kerugian negaranya sebesar Rp 101.728.000,” katanya.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Risna, Kamu Harus Kuat!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler