jpnn.com - JAKARTA - Calon presiden (capres) PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo alias Jokowi gerah dengan iklan obituari atau kematian dirinya yang beredar di media sosial. Namun, muncul dugaan bahwa kampanye hitam itu sengaja didesain oleh tim Jokowi sendiri.
"Bisa ditafsirkan dilakukan oleh tim sukses Jokowi sendiri. Ini bukan tanpa dasar. Karena sejak awal sudah terbentuk desain dari tim Jokowi supaya dikesankan teraniaya, seolah diserang. Makanya sampai keluar istilah 'aku rapopo'," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak kepada wartawan di Jakarta, Minggu (11/5).
BACA JUGA: Bikinan Tim, Tulisan Revolusi Mental Jokowi Dikritik
Zaki tak menampik bahwa budaya politik sebagian besar masyarakat Indonesia masih memberikan simpati kepada pihak yang terkesan teraniaya. Hal ini, menurutnya, dimanfaatkan kubu Jokowi untuk mendulang simpati masyarakat.
Namun, sambung Zaki, pencitraan dizalimi hanya efektif untuk mendulang suara masyarakat yang tinggal di pedesaan atau masyarakat kelas menengah ke bawah. Masyarakat perkotaan atau kelas menengan atas dinilai tidak mempan termakan pencitraan dizalimi.
BACA JUGA: Rapimnas Putuskan PPP Dukung Prabowo
"Di desa-desa, kuat kesan masyarakat bahwa Jokowi dizalimi, disakiti. Jokowi membaca itu sehingga bermain pencitraan palsu seolah dizalimi," ujarnya.
Lebih lanjut, Zaki menegaskan bahwa pencitraan palsu untuk meraup suara seharusnya tidak diterapkan lagi di negara demokrasi modern. Menurutnya lebih baik para kandidat beradu visi misi dan gagasan ketimbang menonjolkan sisi pencitraan.
BACA JUGA: Jokowi Blusukan di Manado, Geli Ditawari Tikus Bakar
"Karena Jokowi sepertinya tidak punya visi misi, gagasan, dan argumen yang kuat, maka dia bermain di pencitraan palsu yang sangat sederhana," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Samad Harus Segera Mundur Kalau Berniat Jadi Cawapres
Redaktur : Tim Redaksi