BALIKPAPAN--Ujian Nasional di kota Balikpapan, Kamis (18/4) ini batal digelar. Keputusan tersebut diambil setelah digelar rapat bersama, Rabu (17/4) malam yang dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKDP), Kepala Disdik Kaltim H Musyahrim MM dan sejumlah pihak yang berkepentingan dengan UN.
Kebetulan, beberapa Komisi X DPR RI yang membidangi masalah pendidikan juga melakukan kunjungan kerja terkait pemantauan pelaksanaan UN yang sedianya digelar hari ini. Beberapa Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan ikut mendampingi.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, H Syamsul Bachri pemimpin rombongan wakil rakyat yang berkantor di Senayan, Jakarta saat itu tidak bisa memutuskan, apakah Ujian Nasional dilanjutkan atau ditunda. Peserta rapat dan beberapa rekannya mendesak agar Syamsul Bachri menelepon langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh, menyampaikan kondisi Kaltim. Melalui telepon genggam, Syamsul langsung berkomunikasi. Menjelaskan kondisi rill hingga tadi malam.
“Tadi teman-teman sudah dengar saya sampaikan kondisi pelaksanaan UN di Kaltim ke menteri. Beliau bilang, saat ini di Jakarta mereka juga lagi rapat. Jadi kita tunggu hasil rapat mereka,” ungkap Syamsul.
Perdebatan kembali terjadi. Sebagian besar meminta agar Komisi X menyampaikan ke Mendikbud membuat keputusan secepatnya, sebab waktu terus berjalan. Anak-anak peserta UN juga harap-harap cemas menanti jadwal pelaksanaan UN apakah digelar Kamis ini atau tidak. Kaltim, pada intinya tidak bisa menggelar UN.
Selang berapa lama, Syamsul kembali mendapat telepon dari Mendikbud. Isianya cukup mengagetkan. UN diminta tetap digelar Kamis ini. Daerah yang sekolahnya belum menerima soal-soal UN secara lengkap, diminta memfotocopy. Jika tidak bisa digelar pukul 07.30 Wita bisa diundur waktunya. Ruang rapat pun bergemuruh. “Huuu…siapa yang fotocopy, ini sudah malam. Mendikbud stress, aneh,” celetuk salah seorang di dalam forum.
Mendengar informasi fotocopy untuk memenuhi kekurangan soal, sebagian tetap menolak. Termasuk Kepala Disdik, Hery Misnoto. “Tidak bisa, kita tidak bisa memfotocopy. Ini sudah jam berapa, fotocopy mana yang masih buka, rawan kebocoran soal, pengawasannya susah,” tandas Hery.
Syaiful Bachri kembali mendapat informasi, jika tugas fotocopy disanggupi pengawas independen, Universitas Mulawarman (Unmul). “Apa betul Unmul sanggung mem-fotocopy. Banyak loh yang harus di-fotocopy, kalau sudah bagaimana mengantarnya ke sekolah. Ingat, Balikpapan-Jakarta lebih cepat sampai, dibandingkan transportasi Balikpapan-Samarinda,” ungkap Satria Pribadi, pengurus DPK.
Ternyata dicek kembali, bukan Unmul yang memfotocopy tetapi hanya bertugas melakukan pengawasan. Pihak yang memfotocpy, tetap dibebankan kepada Disdik setempat. Mendengar informasi itu, Disdik pun menegaskan tidak sanggup. “Uang dari mana, tidak ada anggaran untuk itu. Waktu juga kita tidak bisa, mepet. Ini bukan fotocopy buku biasa, ini soal UN yang punya 20 jenis berbeda-beda,” timpal Hery, pesimistis.
“Kami DPR, tidak punya wewenang menolak menyelenggarakan UN atau tidak. Kami tidak terikat, yang punya kuasa Mendikbud. Tetapi, kami tetap merekomendasikan diundur. Karena tidak mungkin difotocopy, soal-soal bisa saja kabur dan siswa salah persepsi saat membacanya. Soal-soal UN juga ada barcode,kalau di-fotocopy itu akan hilang tidak terlihat. Risikonya besar, dampaknya besar,” papar Anggota Komisi X DPR RI, Dr Reni Marlinawati.
Di dalam forum, hingga pukul 22.00 belum ada keputusan. Rombongan Komisi X DPR RI pun balik ke Hotel Grand Senyiur. Untuk memastikan apakah Balikpapan menggelar UN atau tidak, Sekretaris Daerah (Sekda) Sayid MN Fadli langsung menggelar rapat terbatas di ruangannya. Hadir di dalamnya Kepala Disdik Kaltim, Kepala Disdik Balikpapan, Kapolres Sabar Supriyono, Dandim Letkol Inf Endro Sasongko. Lebih 20 menit rapat, akhirnya Balikpapan memutuskan tidak menggelar UN.
“Seperti tadi, kita bukannya tidak mau menjalankan perintah menteri. Tapi ‘kan itu perintah lisan, sisi hukumnya lemah kalau ada apa-apa nanti kita disalahkan. Kemudian untuk fotocopy, kami tidak sanggup. Jadi diputuskan tidak ada UN, baru digelar Senin (22/4) nanti. Kita tunggu sampai soal-soal lengkap,” beber Hery Misnoto.
Kapolres Sabar sebelumnya sudah mengingatkan, jika di-fotocopy rawan pelanggaran. “Dampaknya besar, tadi malam saja ada soal yang amplopnya basah, jadi disobek. Lah itu aja harus buat berita acara. Bagaimana kalau di-fotocopy pengawasannya. Kalau anggota saya siap saja, tapi ‘kan rawan. Siap-siap loh Pak (mengarahkan pada Kepala Disdik) nanti Anda di-BAP (berita acara pemeriksaan, Red). Rawan ini,” saran Sabar Supriyono.
Setelah memutuskan menunda UN, Kepala Disdik langsung memanggil seluruh kepala sekolah ke Kantor Disdik. Dalam pertemuan yang selesai pukul 23.30 Wita itu, intinya kepala sekolah diminta menyosialisasikan kembali pada pelajar peserta UN terkait penundaan UN. “Dalam rapat, kita minta kepala sekolah menyampaikan ke pelajar. Kalau besok (hari ini) tidak ada UN, diharapkan serentak Senin nanti,” kata Ketua Panitia UN Balikpapan, Wahyudi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1, Drs Imam Sujai MPd mengaku lega dengan keputusan ini. Sehingga risiko jika memaksakan penyelengaraan UN tidak terjadi. “Ya syukurlah, besok tinggal kita sampaikan pada anak-anak,” tutur Imam.
Begitu juga Kepala SMA Negeri 1, Eddy Effendy. “Intinya UN ditunda, kita tidak bisa gelar di hari Kamis dan Jumat ini. Jadi kita berharap Senin digelar. Anak-anak kita kumpulkan, kita sampaikan soal jadwal UN ini. Mudah-mudahan tidak ada perubahan lagi di hari Senin, anak-anak kita minta fokus tetap belajar di waktu tersisa ini, tidak panik lagi,” tandas Eddy malam tadi.
Penundaan UN hingga berita ini diturunkan, informasinya juga dilakukan 7 daerah lainnya di Kaltim. Yakni Kota Tarakan, Samarinda, Kebupaten Nunukan, Berau, Bulungan, Paser dan Kutai Barat. “Baru daerah itu yang saya terima informasinya. Yang lain masih mau saya hubungi,” singkat Kepala Disdik Kaltim, Musyahrim.(die)
Kebetulan, beberapa Komisi X DPR RI yang membidangi masalah pendidikan juga melakukan kunjungan kerja terkait pemantauan pelaksanaan UN yang sedianya digelar hari ini. Beberapa Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan ikut mendampingi.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, H Syamsul Bachri pemimpin rombongan wakil rakyat yang berkantor di Senayan, Jakarta saat itu tidak bisa memutuskan, apakah Ujian Nasional dilanjutkan atau ditunda. Peserta rapat dan beberapa rekannya mendesak agar Syamsul Bachri menelepon langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh, menyampaikan kondisi Kaltim. Melalui telepon genggam, Syamsul langsung berkomunikasi. Menjelaskan kondisi rill hingga tadi malam.
“Tadi teman-teman sudah dengar saya sampaikan kondisi pelaksanaan UN di Kaltim ke menteri. Beliau bilang, saat ini di Jakarta mereka juga lagi rapat. Jadi kita tunggu hasil rapat mereka,” ungkap Syamsul.
Perdebatan kembali terjadi. Sebagian besar meminta agar Komisi X menyampaikan ke Mendikbud membuat keputusan secepatnya, sebab waktu terus berjalan. Anak-anak peserta UN juga harap-harap cemas menanti jadwal pelaksanaan UN apakah digelar Kamis ini atau tidak. Kaltim, pada intinya tidak bisa menggelar UN.
Selang berapa lama, Syamsul kembali mendapat telepon dari Mendikbud. Isianya cukup mengagetkan. UN diminta tetap digelar Kamis ini. Daerah yang sekolahnya belum menerima soal-soal UN secara lengkap, diminta memfotocopy. Jika tidak bisa digelar pukul 07.30 Wita bisa diundur waktunya. Ruang rapat pun bergemuruh. “Huuu…siapa yang fotocopy, ini sudah malam. Mendikbud stress, aneh,” celetuk salah seorang di dalam forum.
Mendengar informasi fotocopy untuk memenuhi kekurangan soal, sebagian tetap menolak. Termasuk Kepala Disdik, Hery Misnoto. “Tidak bisa, kita tidak bisa memfotocopy. Ini sudah jam berapa, fotocopy mana yang masih buka, rawan kebocoran soal, pengawasannya susah,” tandas Hery.
Syaiful Bachri kembali mendapat informasi, jika tugas fotocopy disanggupi pengawas independen, Universitas Mulawarman (Unmul). “Apa betul Unmul sanggung mem-fotocopy. Banyak loh yang harus di-fotocopy, kalau sudah bagaimana mengantarnya ke sekolah. Ingat, Balikpapan-Jakarta lebih cepat sampai, dibandingkan transportasi Balikpapan-Samarinda,” ungkap Satria Pribadi, pengurus DPK.
Ternyata dicek kembali, bukan Unmul yang memfotocopy tetapi hanya bertugas melakukan pengawasan. Pihak yang memfotocpy, tetap dibebankan kepada Disdik setempat. Mendengar informasi itu, Disdik pun menegaskan tidak sanggup. “Uang dari mana, tidak ada anggaran untuk itu. Waktu juga kita tidak bisa, mepet. Ini bukan fotocopy buku biasa, ini soal UN yang punya 20 jenis berbeda-beda,” timpal Hery, pesimistis.
“Kami DPR, tidak punya wewenang menolak menyelenggarakan UN atau tidak. Kami tidak terikat, yang punya kuasa Mendikbud. Tetapi, kami tetap merekomendasikan diundur. Karena tidak mungkin difotocopy, soal-soal bisa saja kabur dan siswa salah persepsi saat membacanya. Soal-soal UN juga ada barcode,kalau di-fotocopy itu akan hilang tidak terlihat. Risikonya besar, dampaknya besar,” papar Anggota Komisi X DPR RI, Dr Reni Marlinawati.
Di dalam forum, hingga pukul 22.00 belum ada keputusan. Rombongan Komisi X DPR RI pun balik ke Hotel Grand Senyiur. Untuk memastikan apakah Balikpapan menggelar UN atau tidak, Sekretaris Daerah (Sekda) Sayid MN Fadli langsung menggelar rapat terbatas di ruangannya. Hadir di dalamnya Kepala Disdik Kaltim, Kepala Disdik Balikpapan, Kapolres Sabar Supriyono, Dandim Letkol Inf Endro Sasongko. Lebih 20 menit rapat, akhirnya Balikpapan memutuskan tidak menggelar UN.
“Seperti tadi, kita bukannya tidak mau menjalankan perintah menteri. Tapi ‘kan itu perintah lisan, sisi hukumnya lemah kalau ada apa-apa nanti kita disalahkan. Kemudian untuk fotocopy, kami tidak sanggup. Jadi diputuskan tidak ada UN, baru digelar Senin (22/4) nanti. Kita tunggu sampai soal-soal lengkap,” beber Hery Misnoto.
Kapolres Sabar sebelumnya sudah mengingatkan, jika di-fotocopy rawan pelanggaran. “Dampaknya besar, tadi malam saja ada soal yang amplopnya basah, jadi disobek. Lah itu aja harus buat berita acara. Bagaimana kalau di-fotocopy pengawasannya. Kalau anggota saya siap saja, tapi ‘kan rawan. Siap-siap loh Pak (mengarahkan pada Kepala Disdik) nanti Anda di-BAP (berita acara pemeriksaan, Red). Rawan ini,” saran Sabar Supriyono.
Setelah memutuskan menunda UN, Kepala Disdik langsung memanggil seluruh kepala sekolah ke Kantor Disdik. Dalam pertemuan yang selesai pukul 23.30 Wita itu, intinya kepala sekolah diminta menyosialisasikan kembali pada pelajar peserta UN terkait penundaan UN. “Dalam rapat, kita minta kepala sekolah menyampaikan ke pelajar. Kalau besok (hari ini) tidak ada UN, diharapkan serentak Senin nanti,” kata Ketua Panitia UN Balikpapan, Wahyudi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1, Drs Imam Sujai MPd mengaku lega dengan keputusan ini. Sehingga risiko jika memaksakan penyelengaraan UN tidak terjadi. “Ya syukurlah, besok tinggal kita sampaikan pada anak-anak,” tutur Imam.
Begitu juga Kepala SMA Negeri 1, Eddy Effendy. “Intinya UN ditunda, kita tidak bisa gelar di hari Kamis dan Jumat ini. Jadi kita berharap Senin digelar. Anak-anak kita kumpulkan, kita sampaikan soal jadwal UN ini. Mudah-mudahan tidak ada perubahan lagi di hari Senin, anak-anak kita minta fokus tetap belajar di waktu tersisa ini, tidak panik lagi,” tandas Eddy malam tadi.
Penundaan UN hingga berita ini diturunkan, informasinya juga dilakukan 7 daerah lainnya di Kaltim. Yakni Kota Tarakan, Samarinda, Kebupaten Nunukan, Berau, Bulungan, Paser dan Kutai Barat. “Baru daerah itu yang saya terima informasinya. Yang lain masih mau saya hubungi,” singkat Kepala Disdik Kaltim, Musyahrim.(die)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Ketiga UN Masih Kacau
Redaktur : Tim Redaksi