Daftar Baru Penerima BSM Belum Komplit

Senin, 24 Juni 2013 – 05:10 WIB
JAKARTA--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memiliki tugas berat untuk menuntaskan pencairan bantuan siswa miksin (BSM). Sampai saat ini daftar baru penerima BSM yang mereka belum komplit. Kemendikbud menargetkan urusan BSM ini beres akhir bulan ini.

 Sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM, jumlah penerima BSM naik lipat dua lebih menjadi sekitar 14 juta orang. Selain jumlah penerimanya yang diperbanyak, satuan biayanya (unit cost) juga dinaikkan. Sayangnya sampai saat ini Kemendikbud belum membereskan daftar penerima baru BSM.

Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, daftar penerima BSM yang sudah beres atau fix itu adalah penerima dari alokasi APBN 2013. Sedangkan penerima tambahan tadi, uangnya diambil dalam APBN Perubahan 2013 sekitar Rp 6 triliun. "Jadi yang penerima lama sudah beres. Tinggal yang penerima baru. Tapi kita targetkan tuntas akhir Juni ini," katanya.

Mantan rektor Universitas Andalas (Unand) Padang itu menuturkan, nama-nama baru penerima BSM ini sejatinya mudah untuk dijaring. "Tinggal dicari dari keluarga-keluarga yang kepala keluarganya menerima KJS (Kartu Jaminan Sosial, red)," paparnya. Musliar menegaskan Kemendikbud tidak bisa menuntaskan pemenuhan daftar baru penerima BSM selama penyaluran KJS tadi belum beres.
 
Musliar menuturkan pemerintah menargetkan penyaluran KJS ini beres akhir Juni ini. Dia mengatakan kuota awal BSM yang dikelola Kemendikbud adalah sebesar 5,7 juta siswa atau mencakup 11,6 persen dari penduduk Indonesia termiskin. Sedangkan untuk penerima KJS itu adalah 25 persen penduduk Indonesia termiskin. "Jadi memang ada selisih yang cukup besar antara kuota BSM awal dengan tambahannya. Tapi semuanya harus terserap," ujar dia.
 
Menurut Musliar, bakal banyak kasus di keluar pemegang KJS tetapi anaknya tidak masuk dalam kuota BSM. "Anak-anak ini akan dimasukkan di kuota tambahan BSM," tandasnya.
 
Untuk itu Musliar menghimbau kepada setiap keluarga yang telah memenag KJS. Bila mereka memiliki anak dan belum ter-cover atau terdaftar dalam penerima BSM, untuk segera melaporkan ke kepala sekolah. Oleh kepala sekolah, siswa tadi akan dimasukkan dalam daftar penerima BSM. Musliar menuturkan otoritas penuh penentu siswa menjadi penerima BSM tetap ada di tangan kepala sekolah.
 
"Kalau kementerian kan tidak tahu, apakah si A itu masih sekolah atau tidak," kata Musliar. Dia meminta orang tua pemenag KJS tidak perlu khawatir, karena tahun ajaran baru masih dimulai beberapa pekan lagi.
 
Musliar juga mengatakan, anak-anak dari keluarga penerima KJS yang putus sekolah dianjurkan untuk bersekolah lagi. Dia menegaskan jika pemberian BSM, termasuk yang kuota tambahan, berlaku reguler. "Kuota BSM ini berlaku terus-menerus. Bukan temporer seperti BLSM (Bantau Langsung Sementara Masyarakat, red) yang dikucurkan empat bulan," tandasnya.
 
Dengan sifat BSM yang dijamin bakal tersalurkan secara terus menerus, Musliar mengatakan masyarakat miskin tidak perlu lagi khawatir urusan pembiayaan sekolah anaknya. "Pengamatan kami, angka putus sekolah terbesar disebabkan karena persoalan ekonomi. BSM ini menjadi solusinya," tutur Musliar.
 
Dia menuturkan saat ini adalah momentum yang tepat untuk memasukkan lagi anak-anak yang dropout untuk kembali bersekolah. Sebab sekarang adalah masanya penerimaan siswa baru sekaligus persiapan dibukanya tahun pelajaran 2013-2014. "Dalam APBN 2014 nanti, kuota baru BSM dampak dari kenaikan BBM ini otomatis sudah dimasukkan," tandasnya.
 
Untuk catatan kuota awal BSM untuk jenjang SD/sederajat sebesar 3 juta siswa, dinaikkan menjadi 8,5 juta siswa. Untuk jenjang SMP/sederajat naik dari 1,6 juta siswa menjadi 4 juta siswa. Sedangkan jenjang SMA/sederajat bertambah dari 1,1 juta siswa menjadi 1,8 juta siswa. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usulan Tunjangan Guru Swasta Ditolak

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler