Daftar Menteri yang Layak Dicopot Versi Jamiluddin Ritonga

Jumat, 12 November 2021 – 10:12 WIB
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga. Foto: Dokpri for jpnn.com.

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menyatakan banyak menteri di Kabinet Joko Widodo-Ma'aruf Amin layak untuk dicopot.

Hal ini lantaran banyak pembantu presiden itu yang memiliki kinerja rendah, pembuat gaduh, dan memanfatkan jabatan untuk meningkatkan elektabilitas.

BACA JUGA: Warga Serpong Tangsel Kedatangan Tamu Tak Diundang pada Dini Hari, Penghuni Histeris

Jamiluddin bahkan memberikan daftar menteri yang layak dicopot.

"Menteri yang berkinerja rendah sebenarnya banyak. Di antaranya Menaker Ida Fauziyah, Menkominfo Johnny Gerard Plate, Mentan Syahrul Yasin Limpo, MenPAN-RB Tjahjo Kumolo, dan Menkes Budi Gunadi Sadikin," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Jumat (12/11).

BACA JUGA: Ketua JoMan: Sukarelawan Jokowi Adalah Oposisi Menteri

Dosen Universitas Esa Unggul itu menjelaskan Menaker Ida Fauziyah tidak ada solusi yang mumpuni dalam mengatasi tingginya pengangguran di Indonesia akibat dampak pandemi COVID-19.

"Pengangguran terus bertambah akibat tidak seimbangannya permintaan dengan lowongan kerja yang tersedia," jelasnya.

BACA JUGA: Proyek Sumur Resapan di Atas Trotoar, Bang Tigor: Bukan Menyerap Air, APBD yang Diserap

Sementara Menkes Budi Gunadi Sadikin, menurut Jamiluddin, tidak cukup menonjol dalam penanganan COVID-19 dan perannya diambil alih oleh menteri yang lain.

"Nyatanya, peran itu justru diambil Luhut Binsar Panjaitan, Airlangga Hartarto, dan Satgas Covid-19," lanjutnya.

Dia juga menilai MenPAN-RB Tjahjo Kumolo tidak melakukan gebrakan monumental terkait reformasi birokrasi.

"Johnny Gerard Plate juga tidak berbuat banyak dalam membenahi bidang komunikasi, khususnya sistem komunikasi Indonesia belum ada," ujar Jamiluddin.

Dia juga menyebutkan komunikasi publik pemerintah yang buruk selama pandemi COVID-19 seharusnya menjadi tanggung jawab Menkominfo.

"Namun, peran itu tidak pernah diambil over, sehingga masalah komunikasi publik tetap dipegang Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan," katanya.

Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo dinilai masih belum bisa  mewujudkan kemandirian pangan yang menjadi target Presiden Joko Widodo.

"Impor pangan justru terus meningkat," katanya.

Di sisi lain, dia menyebutkan menteri yang membuat gaduh yang sering membuat gaduh di antaranya ialah Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Mensos Risma, dan KSP Moeldoko.

"Mereka ini justru menambah beban presiden akibat tindakannya yang membuat gaduh," tuturnya.

Menurut Jamiluddin, menteri yang memanfaatkan jabatannya untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas juga layak di reshuffle, lantaran sangat sulit memisahkan jabatan sebagai menteri dan calon presiden saat berkomunikasi dengan rakyat.

"Sebab, sudah pasti akan terbagi sebagai menteri dan sebagai calon presiden. Padahal sumpahnya hanya berkaitan dengan tugas dan fungsi sebagai menteri," tegasnya.

Dia juga menyebutkan jika Presiden Jokowi melakukan reshuffle, pengganti para menteri tersebut harus diisi oleh orang yang memang mumpuni, kredibel, dan punya sense of crisis.

"Mereka inilah yang dapat meningkatkan kinerja Kabinet Indonesia Maju," katanya. (mcr8/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler