Dahlan mengungkapkan, salah satu modal Indonesia untuk menjadi negara maju adalah keberadaan 136 juta orang yang termasuk kalangan ekonomi menengah atas. Mereka tidak lagi berpikir soal isi perut.
”Mereka itu tidak berpikir besok mau makan apa atau minggu depan makan apa atau bulan depan mau makan apa. Tapi, mereka ini terus berpikir maju,” ujar Dahlan di hadapan wisudawan Universitas Brawijaya (UB), Malang, di gedung Samantha Krida, Sabtu (20/10).
Masyarakat kelas menengah itulah yang menjadi motor penggerak majunya Indonesia. Dahlan mengatakan, bila pemerintah tidak ingin maju, politisinya juga tidak ingin maju, serta kasus korupsi terus terjadi, kondisi itu tidak akan memengaruhi keinginan 136 juta orang yang menginginkan negara ini maju.
”Tapi, kalau pemerintahnya dan politisinya mendukung, maka impian Indonesia sebagai negara maju justru semakin cepat,” terang mantan Dirut PLN tersebut.
Selain itu, Indonesia memiliki modal sumber daya alam yang cukup. Khususnya sumber bahan baku untuk membuat produk yang dibutuhkan masyarakat dalam negeri. Faktanya, Indonesia kini sudah mampu membuat mobil listrik.
Selain mobil listrik, pemerintah akan membangun pabrik hulu solar cell (pembangkit listrik tenaga surya). Dengan begitu, negara ini tidak bergantung pada listrik yang dihasilkan PLN. Pabrik itu diperkirakan sudah beroperasi tahun depan. ”Nanti kalau sudah jalan, semua jalan tol, bandara, sampai kantor pemerintahan, PJU-nya harus beralih ke solar cell,” ujar Dahlan.
Untuk menyukseskan penjualan solar cell, Dahlan meminta Pertamina menjadi cukong. ”Pertamina harus membantu program ini sukses. Mereka akan jadi cukong,” ucap dia.
Untuk mewujudkan hal itu, salah satu yang harus dilakukan adalah reformasi birokrasi. Sebab, birokrasi yang ada sekarang justru menjadi penghalang majunya negara ini.
”Persoalan utama adalah reformasi birokrasi, persoalan kedua reformasi birokrasi, persoalan ketiga juga reformasi birokrasi, dan persoalan terakhir reformasi birokrasi. Jika negeri ini ingin cepat maju, ya harus baik birokrasinya,” tegas dia.
Dahlan mencontohkan reformasi birokrasi yang dilakukannya. Antara lain, memangkas biaya kunjungan kerja (kunker), rapat, dan laporan hingga 50 persen. Bila hal itu dilakukan di level pusat sampai daerah, Indonesia akan cepat maju. ”Persoalannya bukan bisa atau tidak bisa. Tapi, mau atau tidak melakukannya,” tegasnya. (gus/jpnn/c11/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Bidik Mafia Anggaran DPR
Redaktur : Tim Redaksi