JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan terus menularkan semangat untuk meraih cita-cita pada para pemuda. Kini giliran ratusan mahasiswa Atmajaya Jakarta yang mendapat suntikan motivasi Dahlan. Di depan anak-anak muda itu mantan bos PT PLN itu menceritakan pengalamannya sebelum dipercaya mengemban jabatan menjadi menteri BUMN.
"Saya tidak menyangka jadi orang pemerintah. Tujuh tahun lalu saya ingin berhenti kerja," ujar Dahlan di Universitas Atmajaya, Jakarta, Selasa (11/6).
Keinginan untuk berhenti kerja itu karena tujuh tahun lalu Dahlan di vonis terkena kanker hati stadium lanjut. Terlebih kondisinya saat itu bisa dibilang sudah mendekati ajal. "Waktu itu saya sampai muntah darah, kaki bengkak, limpa besar," papar Dahlan.
Namun, keadaan itu tak membuatnya menyerah. Dahlan langsung mencari tahu lebih dalam mengenai penyakitnya itu melalui internet. Dan jalan satu-satunya terbebas dari kanker hati yaitu melakukan transplantasi hati.
"Setelah menunggu cukup lama orang yang meninggal dunia, akhirnya saya dapatkan hati baru yang cocok dengan hati saya. Setelah itu saya lakukan operasi di Tiongkok," papar Dahlan.
Setelah melakukan operasi, sempat terfikir untuk berhenti bekerja mengingat kondisi dirinya belum pulih sempurna, namun ternyata Dahlan justru ditawari menjadi dirut PLN. Tawaran itu sempat membuat Dahlan dilema karena takut dihujat orang banyak jika seluruh Indonesia mati lampu, terlebih dirinya mengaku tidak memiliki background ilmu kelistrikan. Akhirnya tawaran itu diambil Dahlan setelah berkonsultasi dengan dokter.
"Seminggu kemudian saya tanya ke dokter soal tawaran itu, beliau bilang, "Pak Dahlan sehat sekali dan boleh menjabat jadi apa pun," tutur Dahlan.
Yang terpenting kata Dahlan, jangan takut untuk meraih cita-cita yang tadinya mungkin tidak pernah terpikir sama sekali.
"Jadi belum tentu seorang ahli keuangan punya sikap keuangan, belum tentu juga seorang ahli ekonomi punya sikap keekonomian. Jangan pernah takut untuk mencoba, misalnya buka usaha. Yang penting fokus jalankan apa yang dijalani. Anak muda gak boleh minder, anda rugi kalau minder," pungkas Dahlan diiringi riuh tepuk tangan para mahasiswa. (chi/jpnn)
"Saya tidak menyangka jadi orang pemerintah. Tujuh tahun lalu saya ingin berhenti kerja," ujar Dahlan di Universitas Atmajaya, Jakarta, Selasa (11/6).
Keinginan untuk berhenti kerja itu karena tujuh tahun lalu Dahlan di vonis terkena kanker hati stadium lanjut. Terlebih kondisinya saat itu bisa dibilang sudah mendekati ajal. "Waktu itu saya sampai muntah darah, kaki bengkak, limpa besar," papar Dahlan.
Namun, keadaan itu tak membuatnya menyerah. Dahlan langsung mencari tahu lebih dalam mengenai penyakitnya itu melalui internet. Dan jalan satu-satunya terbebas dari kanker hati yaitu melakukan transplantasi hati.
"Setelah menunggu cukup lama orang yang meninggal dunia, akhirnya saya dapatkan hati baru yang cocok dengan hati saya. Setelah itu saya lakukan operasi di Tiongkok," papar Dahlan.
Setelah melakukan operasi, sempat terfikir untuk berhenti bekerja mengingat kondisi dirinya belum pulih sempurna, namun ternyata Dahlan justru ditawari menjadi dirut PLN. Tawaran itu sempat membuat Dahlan dilema karena takut dihujat orang banyak jika seluruh Indonesia mati lampu, terlebih dirinya mengaku tidak memiliki background ilmu kelistrikan. Akhirnya tawaran itu diambil Dahlan setelah berkonsultasi dengan dokter.
"Seminggu kemudian saya tanya ke dokter soal tawaran itu, beliau bilang, "Pak Dahlan sehat sekali dan boleh menjabat jadi apa pun," tutur Dahlan.
Yang terpenting kata Dahlan, jangan takut untuk meraih cita-cita yang tadinya mungkin tidak pernah terpikir sama sekali.
"Jadi belum tentu seorang ahli keuangan punya sikap keuangan, belum tentu juga seorang ahli ekonomi punya sikap keekonomian. Jangan pernah takut untuk mencoba, misalnya buka usaha. Yang penting fokus jalankan apa yang dijalani. Anak muda gak boleh minder, anda rugi kalau minder," pungkas Dahlan diiringi riuh tepuk tangan para mahasiswa. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Klarifikasi DCS, PPP akan Datangi Bawaslu
Redaktur : Tim Redaksi