jpnn.com - Penahanan Dahlan Iskan pada tanggal 27 Oktober 2016 yang terkesan terburu-buru mengagetkan banyak pihak. Memang hukum mempunyai logika dan argumentasi tersendiri terhadap suatu kasus hukum, namun apapun argumentasi untuk mencapai kebenaran hukum, itu harus dilakukan dengan berhati-hati sehingga tidak menciderai rasa keadilan masyarakat.
Intinya hukum yang benar adalah hukum yang secara tepat menyatakan orang yang bersalah adalah bersalah, dan orang yang benar adalah benar, bukan sebaliknya. Jika yang terjadi sebaliknya, penegakkan hukum tidak akan berlangsung, dan tatanan kehidupan yang tertib dan teratur juga tidak akan pernah menjadi suatu realitas. Artikel ini akan mendiskusikan berbagai hal baik yang telah dilakukan oleh Dahlan Iskan yang bermanfaat bagi bangsa ini.
BACA JUGA: Jangan Saling Menyerang, Bersatulah Hadapi Ancaman Global
Banyak terobosan
Dahlan Iskan adalah salah satu pribadi dengan semangat dan perilaku kewirausahaan yang kuat. Beriringan dengan itu, Dahlan juga adalah sosok yang sangat menghargai kejujuran, integritas dan berdedikasi tinggi. Tambahan pula ia adalah figur yang suka berbagi dengan sesama, hal ini tampak jelas dari kesediaannya untuk tidak menerima gaji dan fasilitas di saat menjadi Dirut PT. Panca Wira Usaha, Jawa Timur.
BACA JUGA: Jokowi Tuding Aktor Politik Tunggangi Demo 4 November
Berbagai kualitas Dahlan ini disimpulkan oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla bahwa, adalah suatu kemustahilan bila Dahlan Iskan melakukan tindak pidana korupsi (Timex, 29 Oktober 2016). Demikian pula banyak tokoh yang memberikan kecaman terhadap penahanan Dahlan Iskan, sebut saja, Barita Simanjuntak, Natalius Pigai, Gus Solah, Fahri Hamzah, dan Fadli Zon (Jawa Pos, 28/10/2016).
Masih hangat dalam ingatan kita, bahwa ketika menjabat sebagai Dirut PLN maupun Menteri BUMN, Dahlan dengan penuh dedikasi dan komitmen yang tinggi berupaya memperbaiki kinerja kedua institusi tadi. Padahal saat itu ia baru saja menjalani transpalansi hati di Negeri Tirai Bambu, Cina, sehingga dari perspektif medis ia tidak boleh bekerja keras, namun Dahlan mengabaikannya, ia berusaha memberikan yang terbaik bagi bangsa ini.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Sebenarnya Ingin Balik ke Istana, Tapi...
Dahlan berhasil membawa kementrian yang tadinya telah biasa menjadi sapih perah para politisi busuk menjadi lebih independen dan sehat. Secara sigap Dahlan memilih pejabat-pejabat kementerian yang berintegritas, memiliki kompetensi teknis dan manajerial yang tinggi. Pada saat sama, pola kerja yang berbelit-belit dan boros diubahnya menjadi sederhana dan efisien. Misalnya, ia melarang untuk melakukan rapat-rapat yang tidak perlu, ia juga mengharuskan agar jangan terlalu banyak laporan, karena yang terpenting adalah bagaimana mencapai target kinerja yang telah ditetapkan bukan melakukan kegiatan-kegiatan rutin yang tidak bermanfaat dalam melayani pelanggan. Itulah sebabnya, suatu waktu Dahlan harus turun dari kendaraannya dan membuka sendiri pintu jalan tol yang belum dibuka petugas, padahal telah banyak kendaraan yang mengantre. Contoh tindakan Dahlan ini memperlihatkan secara terang-benderang betapa ia ingin agar setiap BUMN dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi bangsa ini.
Terobosan-terobosan yang telah dibuat Dahlan Iskan memperlihatkan bahwa ia adalah seorang problem solver. Hemat penulis inilah salah satu keunggulan yang luar biasa darinya. Ia berani menerobos budaya kerja, prosedur, dan regulasi yang menghambat pencapaian tujuan dari suatu pelayanan yang akan diberikan pada publik.
Ia telah menjalankan salah satu konsep manajemen publik yakni “think outside the box” (berpikir di luar kotak). Dalam konteks pelayanan publik yang diberikan aparatur pemerintah saat ini, apa yang telah dilakukan oleh Dahlan seharusnya telah dapat dilakukan oleh setiap kementrian, dinas, instansi, pada setiap level pemerintah bila pemenuhan kebutuhan dan kepuasan publik ingin dibumikan.
Ia tahu persis, bahwa bila hanya merujuk pada regulasi dan prosedur administrative saja, BUMN di Indonesia akan selalu terlalu terlambat dalam berkontribusi bagi kesejahteraan bangsa ini, karena BUMN menjadi tidak akan mampu menyesuaiakn diri dengan dinamika lingkungan di mana ia berada.
Penulis Produktif
Contoh hebat lainnya yang diberikan oleh Dahlan adalah sebagai penulis yang produktif. Hal ini memiliki makna yang mendalam. Pertama, ia adalah seorang pemimpin yang baik. Sebagaimana peribahasa klasik yang berbunyi, leaders are readers, pemimpin adalah pembaca, Dahlan Iskan bahkan telah melampaui hal ini. Sebab tidak mungkin seorang menjadi penulis yang hebat tanpa menjadi pembaca yang hebat. Dalam hal ini, Dahlan berada pada jalur yang ikut melestarikan tradisi para founding fathers bangsa Indonesia yang adalah penulis yang hebat. Bung Karno, Bung Hatta, dan Agus Salim adalah contohnya.
Berbagai tulisannya entah dalam bentuk buku maupun artikel-artikel sangat menginspirasi. Tampak jelas kesungguhan Dahlan untuk mendorong kemajuan bangsa ini melalui tulisan-tulisannya. Ia melayani masyarakat melalui tulisan-tulisan inspiratif tadi. Oleh karena itu, kita patut bersyukur atas semua kontribusi konstruktif yang telah diberikannya bagi Indonesia.
Semangat dan komitmennya untuk terus membaca dan menulis bahkan ketika sedang dalam tahanan sekalipun, kiranya dapat menginspirasi dan mendorong kita untuk selalu memiliki komitmen dan semangat yang menggebu-gebu untuk memperbaiki diri dan terus maju.
Untuk itu, kita patut menyesali ketergesaan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dalam proses penahanan Dahlan Iskan. Hemat penulis dalam setiap proses penahanan hak-hak setiap individu harus tetap dihargai dan dihormati, prosedur hukum harus dijalankan dengan baik, berlangsung secara dingin, tidak tergesa-gesa, sehingga akan tampak bahwa hukum sedang berbicara secara murni tanpa intervensi kekuasaan.
Jika ini yang terjadi, maka tentunya orang sekaliber Dahlan Iskan, akan menerima proses hukum yang baik dan benar, tanpa perlu mengeluarkan statemen “Saya telah menjadi incaran yang sedang berkuasa”. Mari kita hormati keseluruhan proses hukum ke depan dan tentunya, Dahlan Iskan juga harus kita hormati dan hargai.(*)
Penulis adalah Alumnus Victoria University of Wellington
Catatan: Artikel ini dimuat di Timor Express/Jawa Pos Group
BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Aksi Bela Islam Mau Menginap di DPR, Tapi Gerbang Tertutup Rapat
Redaktur : Tim Redaksi