jpnn.com - MAKASSAR -- Peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, Dahlan Iskan, mendapatkan dukungan dari kader DPD Demokrat Sulsel. Ia meminta seluruh kader solid untuk mendekati warga di grass root.
Dahlan Iskan mengungkapkan, saat ini citra Demokrat memang sedang turun terutama karena banyaknya kasus yang melilit partai ini di tingkat DPP. Namun hal itu bukan alasan untuk pesimis dalam menyambut pileg dan pilpres 2014 nanti.
BACA JUGA: Ada Koruptor Kelas Wahid di Jatim
Menurutnya, potensi Demokrat justru ada pada tataran akar rumput sehingga merekalah yang harus mengembalikan citra berlambang bintang mercy tersebut. Dengan adanya kedekatan personal yang dibangun kader-kader Demokrat di akar rumput, justru akan membuat citra kurang baik selama ini, bisa diperbaiki.
"Kita gerakkan dari daerah atau desa mengepung kota. Hubungan personal itu sangat emosional," ujar pria yang juga Meneg BUMN itu dalam rapat konsultasi DPD Partai Demokrat Sulsel dan Silaturahmi dengan Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat di Hotel Aryaduta, Makassar, Sulsel, Kamis (12/12) malam.
BACA JUGA: Megawati, Kebaya dan Konde
Dengan hubungan yang erat antara kader dengan masyarakat, maka isu yang mencuat di Jakarta, terutama kasus yang dihadapi, tidak akan memengaruhi secara signifikan terhadap persepsi masyarakat. Dahlan meminta kader, terutama para caleg, membangun komunikasi. Akar rumput ini yang harus terus digerakkan.
Dahlan juga menawarkan kepada Demokrat Sulsel untuk melakukan pertobatan nasional. Orang timur lebih menyukai karakter orang yang rendah hati, alias tidak sombong. Ia menyampaikan hal ini dengan mendorong Demokrat Sulsel menggelar zikir pertaubatan untuk menyesali perbuatan dengan mengundang ulama besar.
BACA JUGA: Menikah di KUA Tidak Manusiawi
Kader Demokrat harus menunjukkan semangat untuk mengoreksi diri. Ini juga yang akan membuat simpati masyarakat akan tinggi. Apa yang dialami Demokrat beberapa waktu lalu, merupakan kejadian masa lalu yang Itu masa lalu, kita harus menatap masa depan. Apalagi, saat ini untuk menjual keberhasilan, sudah tidak begitu laku untuk di era saat ini. Kini, masyarakat hanya mau melihat yang terkait dengan masa depan.
Hal ini juga yang terjadi pada zaman Orde Baru, dimana keberhasilan pemerintah diangkat-angkat terus untuk menutupi utang yang ada. Semakin intens menyampaikan keberhasilan, maka rakyat justu akan melihat hal itu sebagai upaya tepuk dada. Rakyat tak menyukai hal seperti ini.
"Untuk menjadi presiden jalannya tidak mudah. Situasi Partai Demokrat, merupakan tantangan," imbuh Dahlan.
Menurutnya, jika seorang calon pemimpin masuk ke partai yang mapan dan baik, alias tanpa masalah, maka ujian kepemimpinannya relatif akan lebih mudah. Justru yang masuk partai yang sedang diterpa badai, akan membuktikan kualitasnya.
"Betul ini pemimpin benar, atau pemimpin yang mau enak-enaknya saja. Pemimpin harus masuk ke tempat yang menantang," imbuh mantan Dirut PDAM ini. Kita upayakan agar elektabilitas demokrat juga naik.
Dahlan Iskan mengungkapkan, selama ini ia tak terlalu menggarap Sulsel untuk sosialisasi dirinya sebagai peserta konvensi Demokrat karena menghormati Wakil Presiden periode 2004-2009, Jusuf Kalla (JK). Awalnya, Dahlan menganggap JK juga akan masuk melalui konvensi tersebut, apalagi selama ini tidak partai yang bersedia menjadi tunggangannya.
SBY, lanjut Dahlan, memliki alasan tersendiri untuk memilbatkan guru besar untuk membuat program pencarian calon pemimpin masa depan yang akan melanjutkan setelah dirinya. Kendala utamanya, tidak semua calon bermutu disenangi, dan sebaliknya tidak semua calon disenangi bermutu.
Dahlan, SBY gelisah siapa yang akan melanjutkan pembangunan Indonesia di masa datang. Tujuannya agar pembangunan tidak dibelok-belokkan. Enam tahun ke depan, menjadi negara nomor 9 di dunia. "Kalau tidak dipromosikan, orang yang mampu ini tidak terpilih," katanya.
Selama ini, setiap sosialisasi ke daerah, Dahlan mengaku tidak pernah mengontak struktur Demokrat, karena merasa bukan anggota. Ia tahu diri bahwa di internal Demokrat, Marzuki Alie, Haryono Isman, dan nama lainnya. Dahlan menganalogikan Demokrat sebagai kolam.
"Kalau terjun ke Demokrat, khawatirnya kolam itu akan penuh. Karena itu, saat masa awal sebelum adanya pertemuan Sentul, Dahlan menggunakan strukturnya sendiri di luar Demokrat. Namun setelah SBY mempersilakan semua peserta konvensi diperlakukan sama, maka ia pun memutuskan untuk percaya diri.
Dahlan juga mengaku sudah mengunjungi Jember, Banyuwnagi, Madura, Padang, dan lainnya, namun di sana, justru Demokrat solid.
"Saya mengambil kesimpulan bahwa semangat teman-teman di grass root tidak sama dengan yang ada di media. Di Banyuwangi, saya diarak. Tidak merasa minder, dan ada pawai terbuka," katanya lagi.
Ketua DPC Partai Demokrat, Adi Rasyid Ali, mengatakan, ketika menjadi Dahlan menjadi peserta konvensi, maka dia sudah menjadi bagian dari Demokrat. Adi menyoroti media yang terlalu banyak menyerang Demokrat.
Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin mengatakan, saat ini diumpakan sedang ada virus yang menyerang Demokrat, namun suatu saat akan terobati. "Dan kita harapkan. Pak Dahlan Iskan adalah obat itu," ujar Ilham.
Konvensi ini, kata dia, menunjukkan bahwa Demokrat menempuh sistem demokrasi dalam menentukan capres. Konvensi dilakukan karena ingin melihat calon yang kuat untuk maju dalam capres. (zuk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengajuan Tenun Sunda Ditolak Unesco
Redaktur : Tim Redaksi