jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku sempat marah besar pada PLN dan Pertamina karena lambatnya realisasi proyek sembilan geothermal. Dahlan menumpahkan kemarahannya pada saat rapat pimpinan (rapim) BUMN yang digelar Kamis (10/4) lalu di kantor kantor pusat Pertamina.
Dalam proyek itu, PT Pertamina akan menjadi kontraktor pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Sedangkan PT PLN akan menjadi pembeli listrik dari pembangkit yang dikelola Pertamina.
BACA JUGA: Siapkan Solusi untuk Merpati dari Rekomendasi BPK
"Saya marah sekali pada PLN dan Pertamina, terutama pada PLN karena ego sektoralnya luar biasa sampai negara harus tersandera. Saya sampai pukul meja. Perundingannya enggak selesai-selesai sampai sekarang. Yang satu sudah oke yang satu belum, begitu terus," beber Dahlan di Jakarta, Selasa (15/4).
Menurutnya proyek geothermal harus terwujud. Dahlan meyakini Indonesia bisa menjadi produsen geothermal yang nantinya dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dan mengurangi pengeluaran keuangan negara hinga triliunan rupiah.
BACA JUGA: ATSI Tolak Penerapan Pajak Ponsel
"Kalau itu selesai, Indonesia akan menjadi negara geothermal terbesar di Indonesia. Pembangunan itu tiga tahun prosesnya. Bisa menghemat pengeluaran negara sampai triliunan,” tegasnya.
Dahlan menambahkan, demi mempercepat realisasi proyek itu maka perusahaan spesialis geothermal asal Selandia Baru, SKM sudah digandeng. Namun, lanjutnya, PLN masih menyatakan keberatan.
BACA JUGA: Pemerintah Bakal Lepas Saham BTN
"PLN masih keberatan, dan masih merasa mahal. Saya lebih marah proyek ini tidak jalan-jalan daripada hasil pemilu kemarin. Karena ini negara disandera dengan keputusan yang tidak menemukan titik kesepakatan," pungkasnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Pelaku Usaha di Daerah Terobos Pasar Internasional
Redaktur : Tim Redaksi