JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengusulkan agar bea cukai tetap membuka pelayanan di hari Sabtu dan Minggu. Permintaan penambahan jam operasi di hari libur dilakukan karena menjadi solusi untuk mempersingkat waktu bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Saat ini jaman sudah modern, Sabtu-Minggu kantor bukalah, libur kan bisa digilir harinya," ucap Dahlan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (10/7).
Bekas dirut PLN ini lantas mengapresiasi langkah Menteri Keuangan Chatib Basri yang memerintahkan Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar untuk berkantor setidaknya 2 hari dalam seminggu di Priok. Kata dia, langkah ini merupakan terobosan baru untuk meningkatkan pelayanan.
"Wamenkeu sudah obrak abrik sana ya bagus, tapi kalau setiap hari lebih bagus lagi," terang dia.
Sementara khusus untuk Pelindo yang menjadi kewenangan BUMN, Dahlan berharap agar bisa memperbesar kapasitasnya. Dia juga tegaskan bahwa Pelindo tidak boleh lepas tangan begitu saja.
"Pelindo tetap mau disalahkan di bagian dia, seperti kurang keras dan berontak. Misalnya kalau ada penyebab lain, tapi nama Pelindo yang rusak, dia harus lebih keras lagi. Harus keras seperti Jonan (Direktur Utama PT KAI) yang gigih memperjuangan dana perawatan," sebut pria bercucu enam ini.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino mengatakan, tak hanya kebandelan pengusaha dalam menimbun barang yang membuat dwelling time (bongkar muat) di Pelabuhan Tanjung Priok jadi lama. Bea cukai juga dinilainya punya andil besar.
Saat ini, dwelling time secara keseluruhan di Pelabuhan Tanjung Priok bisa mencapai hampir 9 hari. "Proses di bea cukai saja rata-rata 4,8 hari," kata Lino saat itu. (chi/jpnn)
"Saat ini jaman sudah modern, Sabtu-Minggu kantor bukalah, libur kan bisa digilir harinya," ucap Dahlan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (10/7).
Bekas dirut PLN ini lantas mengapresiasi langkah Menteri Keuangan Chatib Basri yang memerintahkan Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar untuk berkantor setidaknya 2 hari dalam seminggu di Priok. Kata dia, langkah ini merupakan terobosan baru untuk meningkatkan pelayanan.
"Wamenkeu sudah obrak abrik sana ya bagus, tapi kalau setiap hari lebih bagus lagi," terang dia.
Sementara khusus untuk Pelindo yang menjadi kewenangan BUMN, Dahlan berharap agar bisa memperbesar kapasitasnya. Dia juga tegaskan bahwa Pelindo tidak boleh lepas tangan begitu saja.
"Pelindo tetap mau disalahkan di bagian dia, seperti kurang keras dan berontak. Misalnya kalau ada penyebab lain, tapi nama Pelindo yang rusak, dia harus lebih keras lagi. Harus keras seperti Jonan (Direktur Utama PT KAI) yang gigih memperjuangan dana perawatan," sebut pria bercucu enam ini.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino mengatakan, tak hanya kebandelan pengusaha dalam menimbun barang yang membuat dwelling time (bongkar muat) di Pelabuhan Tanjung Priok jadi lama. Bea cukai juga dinilainya punya andil besar.
Saat ini, dwelling time secara keseluruhan di Pelabuhan Tanjung Priok bisa mencapai hampir 9 hari. "Proses di bea cukai saja rata-rata 4,8 hari," kata Lino saat itu. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawang Merah Tembus Rp60 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi