Dahlan Iskan: Nabrak Alhamdulillah

Senin, 07 Januari 2013 – 08:45 WIB
JOMBANG - Meneg BUMN Dahlan Iskan menilai campur tangan Tuhan sangat besar dalam kehidupan. Makanya dia menerima apapun semua pemberian Tuhan.

"Hujan alhamdulillah, terang alhamdulillah, enak alhamdulillah, sakit alhamdulillah, miskin alhamdulillah, nabrak alhamdulillah," kata Dahlan Iskan saat menghadiri acara seminar di SMK Global milik keluarga besar budayawan Emha Ainun Nadjib di Desa Menturo, Kecamatan Sumobito, kemarin.

Hal itu disampaikan menanggapi kedatangannya yang disambut hujan deras di Menturo. Sudah begitu, Cak Nun sempat meminta agar Kementrian BUMN melakukan upaya untuk rekayasa agar hujan bisa dikendalikan.

Lontaran itu sekaligus menanggapi pernyataan salah satu undangan yang prihatin kecelakaan yang menimpa Dahlan ketika menguji coba mobil listrik jenis Ferari Tucuxi di Magetan Sabtu (5/1).

"Syukur Pak Dahlan selamat dalam kecelakaan kemarin. Sebab, kami berharap bapak bisa tampil memimpin negeri ini pada 2014 nanti," lontar Tajul Arus, peserta dialog yang mengaku berasal dari Bangkalan Madura dan sengaja datang begitu mendengar kabar Cak Nun pulang kampung menggelar pengajian.

Terkait dorongan menjadi presiden, menurut Dahlan, hal itu dia pasrahkan sepenuhnya pada takdir Allah. "Sebab campur tangan Allah sangat besar dalam kehidupan. Apalagi dalam urusan presiden ini," tuturnya. Makanya, dia tidak mau memaksakan diri maju sebagai capres. "Saya tidak mau kemrungsung menjadi capres. Saya jalani takdir saja. Jadi alhamdulillah, tidak alhamdulillah. Sebab, banyak yang ngotot ingin jadi akhirnya tidak jadi juga," paparnya.

Soal merekayasa pengendalian hujan, menurut Dahlan, memang bisa dilakukan. Tapi lagi-lagi, menurutnya, lebih baik diterima apa adanya. "Sebab sekarang ini petani juga lagi butuh hujan," paparnya.

Soal kecelakaan kemarin, Dahlan mengaku sangat bersyukur. Sebab, nyawanya diselamatkan tuhan untuk kali kedua. Akibat kecelakaan tersebut, Dahlan mengaku, tidak terluka sedikitpun. Namun, pagi kemarin, dia merasakan ngilu.

"Pagi tadi tubuh terasa njarem (ngilu). Makanya, oleh anak saya diminta memeriksakan diri ke dokter tulang. Jadi sore nanti saya dijadwalkan periksa di Surabaya," terangnya.

Meski mengalami kecelakaan, Dahlan mengaku, tidak kapok untuk mengembangkan mobil listrik. Sebab, itu adalah satu-satunya cara untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam hal industri otomotif. "Kalau untuk mobil biasa, kita sudah sulit mengejar negara lain. Sebab, seumpama balapan menuju Jakarta, kita masih di Menturo. Padahal yang lain sudah masuk Menteng Jakarta," katanya.

Untuk riset awal pengembangan mobil listrik itu, menurut Dahlan, belum ada dana sama sekali. Makanya, dia memilih untuk menggunakan dana pribadi. "Ferari Tuxuci itu saya beli dengan uang pribadi Rp 3 miliar. Saya juga bertekad mengujinya dengan menyetir sendiri hingga 1000 kilometer seperti mobil listrik Ahmadi yang dulu," paparnya.

Hal itu dia lakukan untuk mengetahui kekurangan masing-masing. Agar bisa dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sebelum dikembangkan secara masal.
Menanggapi itu, Cak Nun meminta agar untuk kasus Dahlan tidak disebut sebagai kecelakaan. "Memang musibah. Tapi musibah itu baru sebatas peristiwa yang belum bernilai. Nikah itu juga musibah. Istri hamil malah musibah lebih besar lagi," paparnya.

Nah, dalam kasus Dahlan, musibah yang menimpanya, menurut Cak Nun, masuk kategori musibah hidayah. "Sebab, musibah itu membuat Pak Dahlan memahami kebesaran Allah dan menjadi lebih dekat dengan Allah," tegasnya.

Apalagi, musibah itu terjadi ketika Dahlan melakukan uji coba kendaraan dengan niat mengembangkan industri otomotif yang bisa mengangkat derajat bangsa dan bernegara. (jif/abi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes TNI Kirim Pasukan Ke Kongo

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler