JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sempat terharu saat nonton bareng film "Sang Kiai" bersama awak media. Bahkan Dahlan mengaku sempat menitikan air mata beberapa kali.
"Saya tadi menangis tiga kali, pertama saat membuka jimat, ketika adegan di tengah-tengah tadi dan tentu yang terakhir ketika beliau meninggal," ujar Dahlan usai menonton bareng di Djakarta Theater, Kamis (23/5).
Menurutnya, film ini bagus dan kental dengan rasa nasionalisme dengan penyajian yang berbeda, pesan yang ingin disampaikan pun bisa diterima dengan baik.
"Ternyata rasa nasional itu bisa dituangkan melalui film ini. Film ini kharismatik dan pengambaran sangat bagus. Dimana saat ini pidato sudah tidak begitu mempan menumbuhkan rasa nasionalisme, " jelasnya.
Film ini diakui Dahlan dapat membangkitkan jiwa nasional dari sanubari, terutama karena dirinya berasal dari Surabaya.
"Mengesankan sekali, karena saya juga dari Surabaya jadi lebih mengesankan lagi. Film ini bisa membangkitkan rasa nasionalisme dengan cara yang tidak fulgar," terang Dahlan.
Selain itu, Dahlan juga kagum dengan teknologi yang digunakan dalam pembuatan film ini. Dia menilai teknologi yang digunakanpun tak kalah berbeda dengan di luar negeri. "Perangnya sudah beda dengan jaman dulu, teknologinya sudah sama dengan film Hollywood, perangnya seperti beneran. Sangat bagus untuk ditonton," pujinya. (chi/jpnn)
"Saya tadi menangis tiga kali, pertama saat membuka jimat, ketika adegan di tengah-tengah tadi dan tentu yang terakhir ketika beliau meninggal," ujar Dahlan usai menonton bareng di Djakarta Theater, Kamis (23/5).
Menurutnya, film ini bagus dan kental dengan rasa nasionalisme dengan penyajian yang berbeda, pesan yang ingin disampaikan pun bisa diterima dengan baik.
"Ternyata rasa nasional itu bisa dituangkan melalui film ini. Film ini kharismatik dan pengambaran sangat bagus. Dimana saat ini pidato sudah tidak begitu mempan menumbuhkan rasa nasionalisme, " jelasnya.
Film ini diakui Dahlan dapat membangkitkan jiwa nasional dari sanubari, terutama karena dirinya berasal dari Surabaya.
"Mengesankan sekali, karena saya juga dari Surabaya jadi lebih mengesankan lagi. Film ini bisa membangkitkan rasa nasionalisme dengan cara yang tidak fulgar," terang Dahlan.
Selain itu, Dahlan juga kagum dengan teknologi yang digunakan dalam pembuatan film ini. Dia menilai teknologi yang digunakanpun tak kalah berbeda dengan di luar negeri. "Perangnya sudah beda dengan jaman dulu, teknologinya sudah sama dengan film Hollywood, perangnya seperti beneran. Sangat bagus untuk ditonton," pujinya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemnakertrans Segera Tarik 11.000 Pekerja Anak
Redaktur : Tim Redaksi