DEPOK - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menjelaskan pembentukan holding perusahaan plat merah tidaklah semudah yang dibayangkan dan memerlukan waktu yang lama.
Hal itu dikatakan Dahlan di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Indonesia saat memberikan kuliah umum, Kamis (23/5).
"Lima holding saja sudah alhamdulilah. Sekarang kita baru punya holding pupuk dan semen," ujar Dahlan.
Dahlan mencontohkan seperti pembentukan holding perkebunan yang hingga kini belum selesai karena terganjal proses politik. "Proses politiknya panjang. Misalnya, holding perkebunan, bertahun-tahun belum juga selesai," papar Dahlan.
Dahlan menyayangkan hal itu, padahal pembentukan holding sangat berpengaruh positif bagi perekonomian Indonesia. "Seperti pupuk dan semen ketika digabung itu menjadi besar sekali, makin besar malah sekarang," tuturnya.
Kementerian BUMN sampai tahun 2020, telah menargetkan pembentukan banyak holding. Antara lain holding sektor usaha perkebunan, kehutanan, penerbangan, pangan, kesehatan, maritim, pertambangan, semen dan lain sebagainya. (chi/jpnn)
Hal itu dikatakan Dahlan di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Indonesia saat memberikan kuliah umum, Kamis (23/5).
"Lima holding saja sudah alhamdulilah. Sekarang kita baru punya holding pupuk dan semen," ujar Dahlan.
Dahlan mencontohkan seperti pembentukan holding perkebunan yang hingga kini belum selesai karena terganjal proses politik. "Proses politiknya panjang. Misalnya, holding perkebunan, bertahun-tahun belum juga selesai," papar Dahlan.
Dahlan menyayangkan hal itu, padahal pembentukan holding sangat berpengaruh positif bagi perekonomian Indonesia. "Seperti pupuk dan semen ketika digabung itu menjadi besar sekali, makin besar malah sekarang," tuturnya.
Kementerian BUMN sampai tahun 2020, telah menargetkan pembentukan banyak holding. Antara lain holding sektor usaha perkebunan, kehutanan, penerbangan, pangan, kesehatan, maritim, pertambangan, semen dan lain sebagainya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mandala Airlines Bagikan Tiket Gratis Pulang ke Hongkong
Redaktur : Tim Redaksi