Dahlan Iskan: Rosihan Guru Semua Wartawan

Kamis, 14 April 2011 – 17:11 WIB
Almarhum Rosihan Anwar sore ini, Kamis 14 April 2011, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, setelah sebelumnya disemayamkan di rumah duka Jl. Surabaya Nomor 13, Menteng, Jakarta. Prosesi pemakaman dipimpin oleh Menteri Sosial Salim Segaff Aljufri. Foto : Arundono/JPNN

JAKARTA - Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan mengatakan, sosok Rosihan Anwar merupakan guru bagi para wartawan senior di IndonesiaDahlan, yang juga wartawan senior ini, mengatakan bahwa hampir semua wartawan senior pernah 'berguru' kepada Rosihan Anwar

BACA JUGA: Briptu Norman Belum Diizinkan jadi Bintang Iklan



"Saya kira tidak ada satupun wartawan di Indonesia yang terkenal sekarang yang tidak pernah diajar oleh beliau," kata Dahlan Iskan, di rumah duka, almarhum Rosihan Anwar, jalan Surabaya nomor 13, Menteng, Jakarta Pusat.

Dijelaskan Dahlan, Rosihan adalah guru jurnalistik yang sangat baik dan sangat rajin mengajar
"Pada forum-forum pembelajaran wartawan selalu ada beliau dan beliau kalau mengajar itu sangat khas, bicaranya sangat keras, kemudian ada ketusnya, kemudian juga kalau mengejek wartawan yang tulisannya kurang bagus itu juga terang-terangan, tetapi tujuannya adalah baik supaya wartawan itu berubah menjadi wartawan yang sangat baik," beber Dahlan.

Salah satu contoh, misalnya saat Rosihan mengevaluasi tulisan wartawan yang tulisannya sulit dipahami

BACA JUGA: Empat Jamaah Masih Dirawat di Saudi

Rosihan tidak langsung menyebut tulisan itu ruwet


"Beliau sering mengatakan begini, "saya ini kalau membaca tulisan kamu ini mata saya sampai berbulu rasanya." Misalnya begitu

BACA JUGA: Rosihan Dimakamkan di TMP Kalibata

Itu artinya tulisan wartawan itu jangan ruwet begitulah, yang sederhana, kemudian mengalir yang bagusDan beliau sendiri kalau menulis ternyata begitu," ungkap Dahlan Iskan.

Suatu ketika, lanjut Dahlan, Rosihan pernah mengatakan  selalu menulis in memoriam setiap ada tokoh yang meninggal"Tapi nanti kalau saya meninggal, siapa ya yang akan menulis, ya? Begitu, pertanyaan beliau."

Dahlan pun berjanji akan membuat tulisan in memoriam tentang sosok Rosihan Anwar"Karena itu, saya akan membuktikan saya akan menulis in memoriam tentang beliau dan mudah-mudahan beliau tidak kecewa terhadap mutu tulisan yang akan saya sampaikan nanti," janji Dahlan Iskan.

Lebih lanjut, Dahlan mengatakan bahwa dalam tulisan in memoriam Rosihan Anwar, nantinya akan diangkat tema campuran antara keseriusan Rosihan Anwar sebagai pejuang dengan Rosihan sebagai wartawan muda.

"Saya akan mencampur antara keseriusan beliau sebagai pejuang dan beliau sebagai wartawan muda yang menyaksikan peristiwa-peristiwa sejarah yang sangat penting hingga berdirinya republik ini," tutur Dahlan.

Dibeberkan Dahlan, sebagai pemimpin pergerakan, almarhum pernah terlibat dalam satu konflik yang keras sekali dengan rezim Orde Baru, yang berupaya mengatur PWI"Saat itu Pak Rosihan kan tokoh yang sangat kritis sehingga penguasa Orde Baru saat itu kurang senang pada beliau," ungkapnya.

Menurut Dahlan, Rosihan merupakan tokoh yang punya integritas luar biasaHal itu yang membuat banyak orang menghormati beliau.  "Saya melihat semua orang menghormati beliau sebagai tokoh yang punya integritas yang luar biasa," tegasnya.

Rosihan sama sekali tidak pernah tergoda dengan kekuasaan"Di zaman Orde Baru, ketika ekonomi Indonesia sangat baik, banyak sekali orang tergoda material, banyak sekali orang tergoda kedudukan, banyak sekali orang tergoda kemewahanTapi beliau tetap konsisten memperjuangkan keadilan, kebenaran, meski resikonya beliau tidak bisa jadi menteri, beliau tidak bisa diterima oleh penguasa."

Dahlan lantas mengingatkan, seorang wartawan harus sadar sebagai pencatat sejarah, meskipun bukan seorang sejarawan"Jangan sampai wartawan lupa bahwa fungsi dia sebagai wartawan juga pencatat sejarah yang baik, yang akurat," pesannya.

Dahlan juga menyarankan agar semua wartawan mempunyai catatan-catatan sejarah dan menerbitkannyaAlasannya, catatan wartawan biasanya lebih objektif.

"Fungsi wartawan sebagai pencatat sejarah menurut saya harus sepenuhnya disadari oleh wartawan dan Pak Roasihan Anwar menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah pencatat sejarahBukan sejarahwan, tapi pencatat sejarah," tukasnya(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tutut Menang di PN Jakarta Pusat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler