JAKARTA--Jajak pendapat Lembaga Survei Nasional (LSN) yang menempatkan Dahlan Iskan di urutan teratas tokoh yang paling diinginkan untuk memimpin Partai Demokrat, sama sekali tak menggoda menteri BUMN tersebut. Dengan tegas dia menyatakan lebih tertarik menuntaskan tugas sebagai menteri daripada memimpin partai politik.
"Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para responden LSN, Dahlan Iskan sudah menyatakan dirinya menolak menjadi ketua umum Partai Demokrat," kata Budi Purnomo Karjodihardjo, koordinator BUMN Care, di Jakarta, Senin (25/3).
Seperti diberitakan, berdasar survei LSN, nama Dahlan Iskan berada di posisi paling atas sebagai calon yang diinginkan responden untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat. Dari 1.230 responden yang dimintai pendapat, Dahlan Iskan mengantongi 24,2 persen suara. Kemudian, Mahfud M.D. di urutan kedua dan"Ani Yodhoyono di posisi ketiga.
Menanggapi hal tersebut, Dahlan mengaku saat ini dirinya sedang sibuk-sibuknya sebagai menteri. Dia tengah berkonsentrasi penuh untuk mengoptimalkan kinerja BUMN agar bisa memberikan lebih banyak kontribusi bagi rakyat Indonesia. "Menjadi ketua umum partai tentu memerlukan perhatian khusus," kata Budi.
Selain itu, Dahlan sedang mencurahkan perhatian untuk membantu mengatasi berbagai keruwetan di ibu kota. Mulai masalah kemacetan dengan sistem contra flow lalu lintas, pembangunan rumah susun untuk rakyat miskin yang sudah dilakukan di Kemayoran, dan rencana pembangunan waduk raksasa untuk mengatasi banjir.
"Menurut Pak Dahlan Iskan, Gubernur DKI Jakarta Jokowi harus dibantu karena Jakarta adalah wajah Indonesia," kata Budi. Dahlan juga berharap, pada Juni nanti berbagai proyek untuk membantu Jokowi mulai terlihat.
Hari-hari ini kesibukan Dahlan luar biasa banyak. Selain berbagai agenda di dalam negeri, dia sudah ditunggu jadwal padat di luar negeri. Memulai kunjungan kerjanya, Dahlan Iskan akan menuju Hongkong, Tiongkok, Thailand, dan terakhir Myanmar. Dahlan akan meninjau kantor BUMN bersama yang dibangun di negara-negara yang dikunjunginya itu. Hal tersebut berkaitan dengan upaya BUMN yang sedang gencar mengampanyekan BUMN go international. Yakni, mencari peluang di luar negeri. (fai/c2/nw)
"Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para responden LSN, Dahlan Iskan sudah menyatakan dirinya menolak menjadi ketua umum Partai Demokrat," kata Budi Purnomo Karjodihardjo, koordinator BUMN Care, di Jakarta, Senin (25/3).
Seperti diberitakan, berdasar survei LSN, nama Dahlan Iskan berada di posisi paling atas sebagai calon yang diinginkan responden untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat. Dari 1.230 responden yang dimintai pendapat, Dahlan Iskan mengantongi 24,2 persen suara. Kemudian, Mahfud M.D. di urutan kedua dan"Ani Yodhoyono di posisi ketiga.
Menanggapi hal tersebut, Dahlan mengaku saat ini dirinya sedang sibuk-sibuknya sebagai menteri. Dia tengah berkonsentrasi penuh untuk mengoptimalkan kinerja BUMN agar bisa memberikan lebih banyak kontribusi bagi rakyat Indonesia. "Menjadi ketua umum partai tentu memerlukan perhatian khusus," kata Budi.
Selain itu, Dahlan sedang mencurahkan perhatian untuk membantu mengatasi berbagai keruwetan di ibu kota. Mulai masalah kemacetan dengan sistem contra flow lalu lintas, pembangunan rumah susun untuk rakyat miskin yang sudah dilakukan di Kemayoran, dan rencana pembangunan waduk raksasa untuk mengatasi banjir.
"Menurut Pak Dahlan Iskan, Gubernur DKI Jakarta Jokowi harus dibantu karena Jakarta adalah wajah Indonesia," kata Budi. Dahlan juga berharap, pada Juni nanti berbagai proyek untuk membantu Jokowi mulai terlihat.
Hari-hari ini kesibukan Dahlan luar biasa banyak. Selain berbagai agenda di dalam negeri, dia sudah ditunggu jadwal padat di luar negeri. Memulai kunjungan kerjanya, Dahlan Iskan akan menuju Hongkong, Tiongkok, Thailand, dan terakhir Myanmar. Dahlan akan meninjau kantor BUMN bersama yang dibangun di negara-negara yang dikunjunginya itu. Hal tersebut berkaitan dengan upaya BUMN yang sedang gencar mengampanyekan BUMN go international. Yakni, mencari peluang di luar negeri. (fai/c2/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Parpol di Pemilu jadi Kemajuan bagi Konsolidasi Demokrasi
Redaktur : Tim Redaksi