Dahlan Terinspirasi Lee Kuan Yew

Senin, 18 Februari 2013 – 17:52 WIB
JAKARTA--Menteri BUMN Dahlan Iskan akhirnya Jumat lalu (15/2) bisa merealisasikan keinginannya, yaitu melakukan operasi cuci otak di RSPAD Jakarta.

Saat memutuskan untuk operasi, Dahlan mengaku tidak merasa takut. Rasa takut itu sudah hilang sejak tujuh tahun lalu. Tepatnya pada tahun 2006, saat dia melakukan operasi hati.

"Saya ini sudah pernah ganti hati, sudah tidak ada yang ditakuti lagi sejak saya operasi ganti hati waktu itu, bahkan sampai kehilangan jabatan sekalipun, itu misalnya," ujar Dahlan di Pencenongan, Jakarta, Senin (18/2).

Dahlan juga mengaku tak takut dicitrakan oleh masyarakat bahwa dirinya sedang sakit. Bahkan bos PLN ini menuangkan proses operasi cuci otak yang dia lakukan di salah satu tulisannya "Manufacturing Hope 65".

Hal itu dilakukan Dahlan, karena dia tak mau menyimpan atau menyembunyikan apa yang telah dia lakukan.

"Karena saya ingat Pak Lee Kuan Yew (PM Singapura) saat sakit dia membeberkan seluruh penyakitnya dan proses operasi yang dia lakukan ke media massa," papar dia.

"Itu bagian dari keterbukaan namanya, enggak boleh kita sembunyi-sembunyi," imbuhnya.

Dahlan menilai, dengan memberikan informasi lengkap seputar operasi yang baru saja dia lakukan, setidaknya dapat menambah pengetahuan baru, bagi mereka yang masih tabu tentang operasi cuci otak.

Dijelaskan juga, operasi itu juga untuk mengantisipasi penyakit stroke yang bisa datang tiba-tiba. Terlebih, ada penyumbatan di otak sebelah kirinya.

Dahlan berharap operasi yang dia lakukan dapat mengurangi rasa ketakutan seseorang terhadap operasi cuci otak.

"Buktinya, setelah operasi, saya baik-baik saja. Saya tidak bisa ngomong begini begitu, kalau belum melakukan atau mencobanya," ujar Dahlan.

Operasi berbiaya di bawah Rp100 juta itu, setidaknya sudah dilakukan oleh ribuan orang di Indonesia. "Saya pasien keseribu sekian lah," jelas mantan Dirut PLN ini.

Yang jelas kata Dahlan, banyak orang yang tengah mengantri untuk melakukan operasi cuci otak. Dan kebanyakan mereka adalah orang yang masih sehat. Namun, bila ada pasien yang segera perlu ditolong dengan tindakan operasi tersebut, dokter akan lebih mengutamakan pasien yang butuh pertolongan tersebut. Ketimbang melakukan operasi pada pasien yang masih sehat.

Seperti apa yang dialami istrinya. Istri Dahlan sebelumnya, sudah lebih dulu melakukan operasi cuci otak, sekitar dua minggu lalu.

"Kenapa istri saya duluan (operasi cuci otak, red), karena dia punya bakat darah tinggi, kalau saya normal. Saya tadinya mau melakukan hari itu juga, cuma ternyata tidak bisa bersamaan. Dan ternyata betul, istri saya meski tidak pernah merasakan sakit, tapi dia pernah struk ringan," papar Dahlan.

"Pokoknya yang sakit didulukan dibanding yang sehat," pungkas pria yang kerap mengenakan sepatu kets ini. (chi/jpnn)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Minta Walikota Manado dan BNPB Sigap

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler