Dalam Dua Minggu, Sudah 9 Orang Meninggal

Senin, 18 Maret 2019 – 09:35 WIB
Di lokasi inilah kakak adik meninggal usai kecelakaan. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SIDOARJO - Angka kecelakaan di wilayah hukum Kota Sidoarjo sejauh ini terbilang tinggi. Dalam 16 hari terakhir, Unit Laka Lantas Polresta Sidoarjo mencatat ada 58 kejadian. Dari jumlah tersebut, 9 orang meninggal dunia.

Dari hasil analisis, faktor penyebab kecelakaan didominasi kelalaian pengendara. Yakni, tidak tertib berkendara. "Faktanya seperti itu," tutur Kanitlaka Lantas Polresta Sidoarjo AKP Sugeng Sulistiyono.

BACA JUGA: Bamsoet: Salam Satu Aspal dari Senayan

BACA JUGA : Kecelakaan Mengerikan di Jalur Tengkorak: Enam Luka-Luka, Seorang Bayi 2 Bulan Tewas

Contohnya, kasus kecelakaan di simpang empat Gedangan pada Kamis (14/3). Mobil Honda Mobilio bernopol W 1068 NH yang melintas pukul 03.30 dari selatan mendadak oleng.

BACA JUGA: Satu Tahun, 657 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan di Jalan Raya

Lalu, mobil tersebut menghantam median jalan traffic light (TL). Belakangan diketahui, sopirnya mengantuk. Beruntung, penge­mudi tidak terluka.

Kasus serupa terjadi dua hari sebelumnya. Gara-gara mengan­tuk, pengemudi mobil Mitsubishi Strada bernopol KT 8934 KN menabrak teras rumah warga di Desa Wirobiting, Prambon. Sopirnya tidak terluka. Namun, teras rumah yang disasak hancur.

BACA JUGA: Berita Duka, Purnama Suta Meninggal Dunia

BACA JUGA : Kecelakaan Maut, Mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Meninggal Mengenaskan

Kemudian, pada Jumat (8/3), kecelakaan lebih tragis. Motor yang dikendarai siswa SMP yang hendak berangkat ke sekolah bertabrakan dengan mobil boks di Jalan Dungus, Sukodono. Bocah perempuan berseragam pramuka itu tewas di lokasi kejadian.

Sugeng menuturkan, sebenarnya potensi kecelakaan bisa ditekan. Di antaranya, dengan mematuhi peraturan. "Siswa SMP jelas belum cukup umur. Jadi, tidak seharusnya mengen­darai motor sendiri," katanya.

Meski menganggap anak sudah mahir membawa kendaraan, orang tua tetap tidak boleh memberi izin. Sebab, emosi anak berbeda dengan orang dewasa. Mereka masih labil.

Mantan Kanitlantas Polsek Waru itu menambahkan, me­ngemudi dalam kondisi me­ngantuk tidak kalah berbahaya. Lengah sedikit saja, laju ken­daraan bisa tak terkendali.

Dam­paknya tidak hanya membahayakan diri sendiri. "Orang lain juga bisa kena getahnya. Jangan paksakan diri berkendara kalau merasa mengantuk," sambungnya.

Kasatlantas Polresta Sidoarjo Kompol Fahrian Saleh Siregar merasa prihatin dengan banyak­nya kecelakaan tersebut.

Dia menyatakan bakal menjalankan langkah antisipasi agar angka kecelakaan bisa ditekan. Yakni, meningkatkan penindakan ka­sat­mata. "Jadi salah satu solusi," ungkap alumnus Akpol 2005 itu.

Fahrian menyebut sudah menginstruksi jajaran untuk mencari pelanggar secara mobile. Mereka dikerahkan ke titik yang dianggap rawan pelanggaran. "Jika ketemu sasaran, langsung ditindak," terangnya.

Masifnya penindakan itu diharapkan bisa membuat jera para pelanggar. Dengan begitu, mereka tidak akan mengulangi pelanggarannya. Fahrian opti­mistis minimnya pelanggaran akan dibarengi turunnya angka kecelakaan.

"Lawan arus, tidak pakai helm, atau boncengan tiga bagi pengendara roda dua. Kesannya sepele, tetapi sangat berpeluang menjadi titik awal adanya kecelakaan," paparnya. (edi/c6/hud/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Salah Injak Pedal Rem, Mobil Nyemplung Parit di Palembang


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler