Dalam Sehari, Terkumpul Rp 7,9 Triliun untuk Notre Dame

Rabu, 17 April 2019 – 14:06 WIB
Api menghancurkan menara Katedral Notre Dame, Paris, Senin (15/4). Foto: AFP

jpnn.com, PARIS - Pada 1831, penulis legendaris Victor Hugo menuliskan novel Notre-Dame de Paris. Belasan tahun kemudian, kisah tragedi tentang si bungkuk Quasimodo dan gadis gipsi Esmeralda tersebut memantik semangat arsitek Eugène Emmanuel Viollet-le-Duc. Akhirnya, bangunan yang hampir roboh itu kembali berdiri pada 1860.

Karya restorasi gedung bergaya gotik oleh Viollet-le-Duc tersebut menarik perhatian. Penyebabnya adalah menara runcing bagian belakang gedung katedral. Warga mencemooh sang arsitek karena dianggap mengubah arsitektur orisinal gedung.

BACA JUGA: Berkicau soal Kebakaran Notre Dame, Donald Trump Disemprot Warganet

Namun, Viollet-le-Duc bergeming. Dia yakin justru menara itulah hal orisinal yang harus diselamatkan. Ya, menara yang dibangun pada 1250 tersebut sudah dirobohkan pada 1792. Dan, karya ikonik itulah yang pertama terbakar Senin malam (15/4).

''Beruntung kami masih bisa membangun gereja tersebut berdasar cetak biru dari Viollet-le-Duc,'' ujar Claude Gauvard, pakar sejarah Abad Pertengahan Eropa, kepada Agence France Presse.

BACA JUGA: Kabar Terbaru Kebakaran Hebat di Katedral Notre Dame

Pukul 19.50 waktu setempat, menara 96 meter itu runtuh terbakar. Api tersebut terus menjalar ke atap katedral dan tiang-tiang penyangganya. Tiang penyangga atap itu dijuluki The Forest alias Sang Rimba karena menggunakan ratusan balok kayu.

BACA JUGA: Berkicau soal Kebakaran Notre Dame, Donald Trump Disemprot Warganet

BACA JUGA: Tutup Perbatasan, Polisi Buru Pelaku Penembakan Pasar Natal

Mendengar kabar tersebut, turis dan warga lokal langsung berkerumun di sekitar katedral. Meski tak bisa masuk Ile de la Cite, pulau di tengah Sungai Seine tempat katedral berada, mereka terus bertahan melihat api yang bertahan sepanjang malam. Menangis, berdoa, atau sekadar merenung.

''Itu (Notre-Dame, Red) adalah tempat kami mengajak anak-anak. Ayah dan kakek saya melakukannya. Tapi, sepertinya saya tak bisa menunjukkan tempat tersebut kepada anak saya,'' ujar Philippe. Dia buru-buru bersepeda ke tepi Sungai Seine setelah mendengar kabar kebakaran itu.

Presiden Prancis Emmanuel Macron datang untuk menenangkan masyarakat yang histeris malam tersebut. Menurut dia, 400 petugas kebakaran berhasil mengatasi kebakaran. Sebagian besar bangunan utama masih berdiri. Barang-barang antik dapat diselamatkan. ''Bagian terburuk sudah dilewati. Kita akan membangun lagi Notre-Dame bersama-sama,'' tegasnya.

Macron tak sendiri. Sampai saat ini, dana pembangunan terkumpul hingga EUR 500 juta (Rp 7,9 triliun). Dana tersebut datang dari pemerintah, taipan, dan situs pengumpul dana bantuan. Sementara itu, perusahaan kayu Charlois Group bersedia mencari 1.300 balok kayu oak yang bakal dibutuhkan untuk membangun lagi atap katedral. (bil/c22/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah Pimpin Tim DPR Temui KPK Prancis, Ini Hasilnya


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler