Pendirian AWC-UI itu ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara Rektor UI, Gumilar R Soemantri dengan Ketua Yayasan Bani Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah di Perpustakan UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (18/7). Hadir dalam penandatanganan nota kesepahaman itu Ketua Umum PBNU yang juga Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI, Said Aqil Siraj.
Gumilar menyatakan, nota kesepahaman yang telah ditandatangani tersebut memuat kesepakatan bahwa Yayasan Bani Abdurrahman Wahid akan menyumbangkan koleksi buku-bukunya kepada UI. “Selain itu, UI akan menyediakan tempat untuk berbagai karya Gus Dur,” ungkap Gumilar.
Dijelaskannya, ruangan AWC-UI didirikan di atas areal seluas 25 meter persegi yang dilengkapi dengan fasilitas lounge seluas 50 meter persegi. Tempat tersebut dapat digunakan untuk membaca dan menikmati karya-karya yang bernapaskan perdamaian, kerjasama lintas budaya dan agama. Di ruangan AWC tersebut tidak hanya terdapat buku-buku, namun dilengkapi dengan peralatan multimedia untuk mengakses lebih dari 100 jurnal internasional.
Gumilar menambahkan, pendirian AWC yang digagas dan didukung oleh 27 tokoh lintas agama, budaya dan negara. Di antaranya, Syafii Maarif, Mahfud MD, Romo Mudji Sutrisno, Pdt. Abertus Patty, Garin Nugroho, Mohamad Sobary, Daisaku Ikeda, Robert W Hefner, Mitsuo Nakamura, George J Barton dan sebagainya.
Di masa datang, lanjut Gumilar, AWC-U diharapkan dapat mengilhami kerjasama yang erat dari berbagai kalangan untuk melakukan riset mendalam tentang berbagai konflik dan perdamaian. “AWC ini dimaksudkan tidak hanya sebagai tempat memelihara pemikiran–pemikiran Gus Dur, namun kelak dapat menjadi pusat dari berkembangnya dialog dan mediasi perdamaian,” jelas Gumilar.(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lulusan Sampoerna Academy Tembus Universitas di Amerika
Redaktur : Tim Redaksi