JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Ramadhan Pohan menilai pernyataan calon hakim agung Daming Sunusi tidak etis. Menurutnya, pernyataan itu sangat melukai hati masyarakat. Ramadhan mengatakan, Daming harus meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat dan bangsa Indonesia.
“Bagaimana seorang calon hakim agung melihat penanganan kasus perkosaan dengan nada bercanda atau joke,” kata Ramadhan, Selasa (15/1).
Seperti diketahui, saat uji kepatutan dan kelayakan di Komisi Hukum DPR, Daming menjawab pertanyaan anggota Komisi III DPR soal hukuman mati dalam kasus perkosaan. Daming mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan kontroversi bahwa yang memerkosa dengan yang diperkosa ini kan sama-sama menikmati. Jadi, harus dipikir-pikir dulu untuk menjatuhkan hukuman mati.
“Karena pernyataan itu, saya berpendapat, Daming otomatis harus gugur dan tidak pantas dinilai hasil fit and proper test-nya,” kata Ramadhan. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu menegatakan, seharusnya Daming memberi statemen simpati kepada korban perkosaan. “Ini yang dia lakukan justru menistai. Tidak ada tempat joke bagi kasus perkosaan, dan bukan bahan candaan,” katanya.
Ia mendukung pernyataan kelompok-kelompok masyarakat yang mengecam yang menjadikan kasus pemerkosaan sebagai bahan lelucon.“Saya berpendapat, pernyataan calon hakim Daming Sanusi sangat tidak manusiawi dan tak sepantasnya dilontarkan oleh aparat penegak hukum,” sesal Ramadhan.
Lebih jauh dia mengatakan, dengan maraknya kasus pelecehan seksual akhir-akhir ini, alangkah tidak sensitifnya pernyataan tersebut. Kata Ramadhan, bagaimana mungkin memperoleh perlindungan dan rasa aman, jika penegak hukumnya sendiri menjadikan tindak perkosaan sebagai bahan candaan.“Pernyataan Daming Sanusi adalah kekerasan,” pungkasnya. (boy/jpnn)
“Bagaimana seorang calon hakim agung melihat penanganan kasus perkosaan dengan nada bercanda atau joke,” kata Ramadhan, Selasa (15/1).
Seperti diketahui, saat uji kepatutan dan kelayakan di Komisi Hukum DPR, Daming menjawab pertanyaan anggota Komisi III DPR soal hukuman mati dalam kasus perkosaan. Daming mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan kontroversi bahwa yang memerkosa dengan yang diperkosa ini kan sama-sama menikmati. Jadi, harus dipikir-pikir dulu untuk menjatuhkan hukuman mati.
“Karena pernyataan itu, saya berpendapat, Daming otomatis harus gugur dan tidak pantas dinilai hasil fit and proper test-nya,” kata Ramadhan. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu menegatakan, seharusnya Daming memberi statemen simpati kepada korban perkosaan. “Ini yang dia lakukan justru menistai. Tidak ada tempat joke bagi kasus perkosaan, dan bukan bahan candaan,” katanya.
Ia mendukung pernyataan kelompok-kelompok masyarakat yang mengecam yang menjadikan kasus pemerkosaan sebagai bahan lelucon.“Saya berpendapat, pernyataan calon hakim Daming Sanusi sangat tidak manusiawi dan tak sepantasnya dilontarkan oleh aparat penegak hukum,” sesal Ramadhan.
Lebih jauh dia mengatakan, dengan maraknya kasus pelecehan seksual akhir-akhir ini, alangkah tidak sensitifnya pernyataan tersebut. Kata Ramadhan, bagaimana mungkin memperoleh perlindungan dan rasa aman, jika penegak hukumnya sendiri menjadikan tindak perkosaan sebagai bahan candaan.“Pernyataan Daming Sanusi adalah kekerasan,” pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pramono: Pernyataan Daming tak Pantas
Redaktur : Tim Redaksi