Dana BOS Belum Cair, Cari Utangan Untuk UN

Rabu, 08 Mei 2013 – 09:22 WIB
KETAPANG - Sejumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) kurang bergairah menyambut ujian nasional (UN) yang telah berlangsung sejak Senin (6/5). Hal ini dipicu terlambatnya pencairan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dari Kementerian Agama (Kemenag).

Akibat lambatnya pencairan ini, seluruh pembiayaan sekolah seperti pembayaran gaji guru honorer, termasuk pemenuhan kebutuhan UN terhambat. Bahkan, untuk menjamin pelaksanaan UN berjalan lancar, sebagian pihak sekolah MI terpaksa mencari utangan.

"Kenapa sampai saat ini dana BOS untuk MI belum juga cair, sedangkan untuk sekolah dasar (SD) sudah cair. Apalagi sekarang sedang butuh-butuhnya dana untuk melaksanakan UN," keluh Tasdik, Kepala MI Almuhajirin Desa Pematangpasir, Kecamatan Ketapang, kepada wartawan, Selasa (7/5).

Ia mengaku terpaksa kesana-kemari untuk mencari utangan lantaran anggaran sekolah yang tidak mencukupi. "Kami terpaksa utang supaya pelaksanaan UN berjalan lancar. Bukan berarti kami mengabaikan desakan pegawai disini yang belum menerima honor sejak empat bulan lalu," ungkapnya seraya berharap dana BOS segera cair.

Dihubungi terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lamsel Alamsyah mengaku belum mengetahui secara pasti kapan dana BOS khusus sekolah MI akan dicairkan. Menurut dia, teknis pencairan dana BOS sekolah MI langsung diterima pihak sekolah masing-masing melalui rekening. "Memang benar dana BOS untuk sekolah MI sampai saat ini belum cair. Kami juga belum tahu pasti kapan dana BOS sekolah MI bisa dicairkan," kata Alamsyah.

Disinggung besaran dana BOS untuk sekolah MI yang ada di Lamsel, Alamsyah mengaku tidak mengetahui secara pasti dengan alasan dana BOS tersebut berdasarkan pengajuan pihak sekolah masing-masing dan pencairan melalui rekening sekolah. "Saya nggak tahu dengan jelas, karena pengajuannya masing-masing sekolah ke Kemenag Pusat dan pencairannya langsung melalui rekening sekolah," ujar Alamsyah yang meminta pihak sekolah MI bersabar menunggu pencairan dana BOS dari pusat.

Sementara itu, angka putus sekolah di Kabupaten Mesuji masih cukup tinggi. Dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun ini saja, tercatat 88 siswa SD yang mundur dari pelaksanaan UN. Mereka lebih memilih putus sekolah dengan beragam alasan.

Hal ini terungkap dari data peserta UN yang disampaikan masing-masing sekolah di tujuh kecamatan di Kabupaten Mesuji. "Untuk laporan sementara peserta UN 2012/2013 ditujuh kecamatan yang tidak hadir sebanyak 88 siswa dari 3.623 orang. Ketidakhadirannya siswa-siswi ini karena mereka memilih putus sekolah," kata Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Eko Iswanto S.STP., MM,.

Dijelaskan, sampai hari kedu pelaksanaan UN kemarin, tidak ada masalah yang terjadi. "Pelaksaan UN SD ini seperti yang kita harapkan dan tidak ada hambatan apapun," imbuhnya seraya mengaku optimis semua siswa dapat lulus seratus persen. (rnn/fik)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wamendikbud Wacanakan UN Secara Online

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler