BOGOR-Badan Search and Resque Nasional (Basarnas) memastikan proses penanggulangan musibah jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet (SSJ) 100 di Gunung Salak, tak akan kekurangan anggaran.
Mengingat, anggaran dana penanggulangan bencana alam mencapai Rp4 triliun pada APBN Perubahan Tahun Anggaran 2012. Sementara pada rincian anggaran infrastruktur menurut Kementerian Negara/Lembaga 2004-2012, Basarnas mendapat anggaran sebesar Rp1.111,7 miliar dalam penanggulangan bencana.
Menurut Kepala Humas Basarnas, Marsekal Pertama Gagah Prakoso, dana yang digunakan dalam proses evakuasi itu merupakan dana dari APBN. Sehingga, pihaknya akan terus menggelontorkan dana segar yang dibutuhkan selama proses evakuasi. Namun, sejauh ini Basarnas belum melakukan penghitungan berapa total biaya yang telah digunakan dan alokasi penggunaan per hari.
“Kalau untuk sehari bahan bakar (helikopter) berapa dan lain berapa, kita belum melakukan penghitungan seperti itu. Tapi tentunya dana tersebut kami gunakan seefektif mungkin,” ujarnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.
Berdasarkan data Nota Keuangan yang dirilis oleh Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan, Rabu (11/4), dalam anggaran belanja bantuan sosial RAPBN-P 2012 direncanakan sebesar Rp55,377 triliun. Jumlah ini berarti meningkat sebesar Rp7.613,7 miliar atau 15,9 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp47.763,8 miliar. Alokasi anggaran belanja bantuan sosial dalam RAPBN-P tahun 2012 tersebut, terdiri atas alokasi anggaran melalui Kementerian Lembaga (K/L) sebesar Rp51,377 triliun, dan alokasi dana cadangan penanggulangan bencana alam melalui BA/BUN sebesar Rp4 triliun.
Selama proses evakuasi, Tim SAR Gabungan membutuhkan dana yang tak sedikit. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan logistik dan berbagai kebutuhan seperti biaya operasional kendaraan evakuasi. Dalam keperluan evakuasi, BPBD Kabupaten Bogor mendapat dukungan dana dari BPBD Provinsi. Namun, tidak ada kepastian nominal yang digunakan selama proses evakuasi. Terlebih, harga dan kebutuhan logistik sepanjang proses evakuasi terus mengalami fluktuasi.
“Kita masih di-cover provinsi. Kita didukung oleh provinsi dan dari anggaran cadangan untuk bencana. Setiap harinya kebutuhan logistik berbeda-beda. Misalnya hari ini kita butuh logistik 1.500, besok bisa 2.000 bahkan lebih,” papar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Makmur Rojak, beberapa waktu lalu.
Tim SAR gabungan, lanjutnya, membutuhkan sedikitnya 1.500 hingga 2.000 paket makan pagi, siang dan malam bagi para petugas. Selain itu, kebutuhan makanan siap saji dalam kaleng juga sangat dibutuhkan bagi Tim SAR yang berada di lokasi reruntuhan pesawat atau dalam perjalan evakuasi di tengah hutan Salak. BPBD juga menyediakan makanan ekstra untuk penambah stamina bagi seluruh tim evakuasi, berupa bubur kacang hijau dan puding susu. (ric)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kotak Hitam Sudah Gosong
Redaktur : Tim Redaksi