Dany Kogoya Janji Kembalikan 2 Pucuk Senjata

Senin, 10 September 2012 – 03:45 WIB
JAYAPURA - Matius Murib yang merupakan pemerhati HAM di Papua mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam mengungkap daftar pencarian orang (DPO) kasus Nafri I dan II yaitu Dany Kogoya, dengan cara ditembak, sudah tepat.
 
"Dari pemantauan saya, bahwa Dany Kogoya ditembak kaki kanannya saat berupaya lari dari pengejaran aparat kepolisian. Jadi terpaksa dilumpuhkan. Namun kini Dany Kogoya kondisinya sudah berangsur membaik, walau kakinya terpaksa diamputasi," ungkap Matius yang juga Direktur Baptis Voice Papua dalam rilisnya kepada Cenderawasih Pos (JPNN Group),  Minggu (9/9).
 
Matius menuturkan bahwa saat ini Dany tengah menjalani proses penyembuhan di Rumah Sakit Bhayangkara. Aparat kepolisian juga tengah memeriksanya dalam sejumlah kasus yang telah dilakukan Dany.
 
"Pihak keluarga saya rasa boleh menjenguk Dany, hanya itu harus terlebih dahulu meminta izin dari Kapolres Jayapura Kota. Karena selain Dany menjalani proses penyembuhan, dia juga tengah dimintai keterangan," paparnya.
 
Matius mengatakan, dari sejumlah aksi yang dilakukan Dany yang mengakibatkan beberapa masyarakat meningga dunia, Dany sudah mengakuinya dan Dany juga siap bertanggung jawab serta siap mengklarifikasi atas kasus-kasus yang disangkakan aparat kepolisian terhadapnya.
 
Tidak hanya mengakui kesalahannya, lanjut Matius yang merupakan mantan Wakil Ketua Komnas HAM Papua, Dany rencananya akan mengembalikan 2 puncuk senjata kepada aparat kepolisian atau pemerintah.
 
"Dany sudah menyesali perbuatannya dan dia mau bertobat hingga tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. Sebab dia telah banyak merugikan orang lain dan itu disesalinya. Tidak itu saja, dia juga mengaku telah merugikan dirinya sendiri atas ulahnya sendiri," tuturnya.
 
Matius menambahkan, semoga pengakuan Dany bisa menjadi contoh yang baik bagi teman-temannya. "Saya harap hanya Dany yang terlibat dalam aksinya di masa lalu. Namun apabila masih ada, saya minta (yang lain) untuk bertobat. Jangan rugikan diri sendiri dan menyesalinya ketika kamu sudah diproses hukum," tandasnya.
 
Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Pusat dalam waktu dekat akan datang ke Tanah Papua. Kedatangan mereka ini dalam rangka menindaklanjuti laporan Komnas HAM Papua terkait aksi-aksi kekerasan yang berbuntut pada pelanggaran HAM di Tanah Papua.
 
Plt. Kepala Sekretariat Komnas HAM Papua, Frits Ramandey mengungkapkan bahwa kedatangan Komnas HAM Pusat itu bertujuan untuk melihat dan mempelajari sejumlah kasus kekerasan penembakan yang terjadi di Jayapura maupun Papua pada umumnya.

"Laporan kami sudah diterima oleh Komnas HAM Nasional, dan dalam jangka waktu dekat ini akan ada tim Komnas HAM yang akan datang ke Papua. Nah tentu komisioner yang datang ke Papua ini untuk melihat dan termasuk menindaklanjuti laporan yang sudah Komnas Papua kirim ke Pusat," jelas Frits kepada Cenderawasih Pos, baru-baru ini.
 
Dikatakannya, laporan yang dikirim ke pusat itu adalah terkait penembakan Mako Tabuni, dan rentetan penembakan di Jayapura, dan juga memberikan rekomendasi tentang kecendurungan tingkat kekerasan bersenjata di tanah Papua.
 
"Dan jangan lupa bahwa kami juga sudah mengirim laporan tentang anggota polisi yang menjadi korban penembakan di beberapa wilayah, seperti di Serui dan Nabire. Laporan ini telah kami kirim, dan sudah dipelajari oleh Komnas HAM pusat," tuturnya.

"Jadi tim yang akan turun ini bukan tim Ad hoc, tetapi tim khusus yang dibuat oleh Komnas HAM untuk mempelajari dan melihat sejumlah kasus kekerasan HAM di tanah Papua," imbuhnya. (ro/lay/fud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 458 Rumah Rusak Diguncang Gempa

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler