Dari 5 Menu Sarapan Ini, Mana yang Lebih Sehat?

Senin, 27 Januari 2020 – 14:12 WIB
Sarapan. Ilustrasi. Foto Trofoz

jpnn.com - Sarapan dengan menu yang sangat mengenyangkan seperti nasi uduk, lontong sayur, bubur ayam, mi instan, atau roti menjadi pilihan sehari-hari di Indonesia. 

Selain rasanya yang lezat, makanan tersebut juga mudah didapat karena banyak dijual di pagi hari. Lalu dari kelima menu sarapan orang Indonesia tersebut, mana yang paling sehat?

BACA JUGA: Asah Otak dengan 7 Menu Sarapan yang Tepat

Dr. Valda Gracia dari KlikDokter menjelaskan dari kelima makanan Indonesia tersebut tidak ada yang masuk dalam daftar menu sarapan sehat.

Menurut Dr. Valda, ada kandungan karbohidrat yang tinggi dari bubur, nasi uduk, lontong sayur, atau mi instan.

BACA JUGA: 4 Kiat Olahraga Sebelum Sarapan

“Bukan memberikan efek yang sehat di pagi hari, tapi kelima makanan tersebut justru bisa menimbulkan beberapa masalah penyakit, ” ujar dr. Valda Gracia.

Begini penjelasan dr Valda mengenai menu sarapan sehat:

BACA JUGA: Sarapan Bikin Diet Lebih Mudah?

1. Roti

Meski bukan menjadi menu sarapan yang sehat, dr. Valda menganggap roti berada di peringkat pertama sarapan cukup sehat, dibanding nasi uduk, lontong sayur, bubur ayam, dan mi instan. 

“Roti mengandung karbohidrat kompleks yang sebenarnya sehat jika dimakan dengan menu tambahan lainnya. Misalnya, roti gandum yang di dalamnya diisikan dengan telur dan sayur. Jika hanya makan selembar roti dengan selai kalengan, maka tetap tidak ada nutrisi seperti protein atau vitamin yang masuk dalam tubuh,” ujar dr. Valda.

Dr. Valda juga mengimbau agar Anda menghindari mengonsumsi roti putih karena mengandung lebih banyak tepung dan gula ketimbang serat.

2. Nasi Uduk

Selanjutnya, nasi uduk berada di peringkat kedua dalam daftar menu sarapan favorit yang tergolong cukup sehat dari lima daftar menu yang disebutkan tadi.

Nasi uduk memiliki komposisi yang terbilang cukup lengkap karena mengandung karbohidrat dari nasi, protein dari telur atau ayam.

Namun sayangnya, nasi uduk tidak dianjurkan dikonsumsi setiap hari sebagai menu sarapan. Ini karena porsinya yang banyak dan mengandung minyak berlebih.

“Meski bikin kenyang, sepiring nasi uduk dan lauk justru buat Anda jadi tidak berenergi di siang harinya. Makan nasi uduk setiap pagi justru buat badan jadi lebih lemas karena nasi sulit untuk dicerna, sehingga tidak ada pembakaran energi yang dilakukan, ” kata dr. Valda.

3. Lontong Sayur

Setelah nasi uduk, ada lontong sayur yang juga jadi menu sarapan favorit orang Indonesia. Dr. Valda menyebutkan bahwa komposisi yang dimiliki oleh lontong sayur sebenarnya sudah ideal untuk menjadi menu sarapan.

Sayangnya, kandungan santan, minyak dan karbohidrat tinggi dari lontong bisa buat proses pembakaran energi jadi terhambat.

“Sama dengan nasi uduk, lontong sayur punya menu yang komposisinya lengkap sebagai menu sarapan. Ada karbohidrat, protein dan sayur juga. Tapi yang menjadi masalah adalah kandungan santan dan minyak tinggi yang buruk bagi kesehatan tubuh” kata dr. Valda.

“Kandungan santan dan minyak berlebih ini bisa meninggalkan plak lemak yang nantinya menempel pada sel darah dan meningkatkan risiko kolesterol, stroke dan lainnya, ” tambahnya.

4. Bubur ayam

Lalu di peringkat keempat, ada bubur ayam yang rupanya tidak termasuk dalam sarapan sehat orang Indonesia. Mengapa? Hal ini dikarenakan bubur mengandung gula tinggi yang bisa memperburuk kadar gula dalam tubuh seseorang.

Gula berasal dari karbohidrat nasi, bahan utama bubur, yang jika dipecah di dalam tubuh akan menjadi glukosa. Nah, kadar gula dalam bubur ini lebih tinggi dibandingkan dari nasi biasa.  Nantinya ini bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes melitus. 

5. Mi instan

Lalu, yang terakhir, ada mi instan. Makanan yang butuh waktu 5 menit untuk memasaknya ini sangat tidak direkomendasikan oleh tim medis untuk dimakan sebagai menu sarapan.

“Selain hanya terbuat dari tepung, mi instan juga tidak mengandung protein dan vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh. Melainkan hanya berisikan garam dan gula yang bisa memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan risiko obesitas, ” kata dr. Valda.(klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler