Dari Pelatnas PBSI Sampai Disanksi BWF, Agripinna: Hukuman Itu Keliru

Senin, 11 Januari 2021 – 21:33 WIB
Ilustrasi bulu tangkis. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Agripinna Prima Rahmanto Putra, atlet bulu tangkis asal Indonesia dijatuhi vonis dari badan bulu tangkis dunia BWF karena dianggap terlibat dalam kasus match fixing atau pengaturan skor pada 2017 silam.

Saat bertemu PP PBSI, dia mengungkap pembelaannya.

BACA JUGA: 8 Pebulu Tangkis Indonesia Terlibat Pengaturan Skor, 3 Dihukum Seumur Hidup

Sebelumnya, Agripinna mendapatkan sanksi hukuman enam tahun tidak boleh berkecimpung di bulu tangkis serta denda USD 3 ribu.

Dalam kasus ini, Agripinna mengaku hanya sabagai korban.

BACA JUGA: Virus Corona Masih Mengamuk, 4 Turnamen BWF Dibatalkan

Pemain asal klub Berkat Abadi Banjar, Kalsel itu beralasan tidak pernah melakukan pengaturan skor saat di turnamen Vietnam Terbuka 2017 seperti yang dituduhkan.

Pemain yang pernah menghuni Pelatnas Cipayung pada medio 2011-2014 itu juga membantah tuduhan bahwa dia bertaruh dengan Hendra Tandjaya, atlet lain yang kena sanksi BWF.

BACA JUGA: Yonex Thailand Open: Tes Usap di Bangkok Lebih Menegangkan, Hidung Ahsan Ngilu

"Saya hanya akan mentraktir Hendra makan di restoran cepat saji apabila Dionysius Hayom Rumbaka memenangi pertandingan melawan Hashiru Shimono asal Jepang yang saat itu tengah bertanding. Namun pilihan saya oleh Hendra dimasukkan ke rekening perjudian online yang dimiliki Hendra," tuturnya.

Agripinna mengakui kesalahannya ialah tidak melaporkan terjadinya perjudian tersebut ke BWF.

Namun sebagai pemain, dia sejatinya benar-benar tidak mengetahui kalau tidak melapor tentang adanya orang lain yang melakukan perjudian itu merupakan pelanggaran etik BWF.

"Saya pun tidak tahu harus melapor ke siapa, yang saya tahu, pelanggaran Etik BWF itu hanya soal kalau pemain ikut perjudian saja," tandasnya.

Agripinna menilai, hukuman BWF itu keliru dan tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya. Dia juga siap kalau harus dipanggil dan dimintai keterangan.

"Oleh karena itu, saya meminta agar Pengadilan CAS memeriksa, mengadili dan memutuskan saya tidak melanggar kode etik BWF dan dinyatakan tidak bersalah dengan menyatakan putusan BWF dinyatakan batal," tulis Agri dalam memori banding yang akan dikirim ke Pengadilan CAS.

Apabila CAS berpendapat lain, imbuhnya, dia memohon untuk meminta keadilan karena hukuman yang dijatuhkan kepadanya dinilai terlalu berat.

"Profesi pemain bulu tangkis merupakan satu-satunya mata pencaharian saya dan keluarga," ucap Agripinna. (dkk/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
pengaturan skor   PBSI   BWF  

Terpopuler