jpnn.com, ENDE - Capres Pilpres 2024 Ganjar Pranowo mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (2/12).
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) 2013-2018 dan 2018-2023 itu mengunjungi situs bersejarah tersebut dalam rangkaian kampanyenya di NTT.
BACA JUGA: KPU Hapus Debat Cawapres, TPN Ganjar-Mahfud: Kami Tidak Pernah Menyepakati Itu
Menurut Ganjar, mengunjungi Ende tidak lengkap jika belum melihat rumah pengasingan Bung Karno.
“Di sinilah, selama kurang lebih empat tahun, Bung Karno ada di sini,” kata Ganjar rumah yang beralamat di Jalan Perwira, Kota Ende, itu.
BACA JUGA: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Moncer di Klaster Buruh, Awiek PPP: Rekam Jejak Mereka Sudah Teruji
Bangunan rumah itu berukuran 9x12 meter. Bung Karno pernah menempatinya sejak Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.
Ganjar melihat setiap sudut rumah tersebut. Banyak benda koleksi Bung Karno yang masih tersimpan di dalamnya.
BACA JUGA: Peneliti BRIN Sebut Program Ganjar Paling Jelas, Wajar Buruh Menaruh Harapan
Beberapa koleksi yang dipajang itu, antara lain, biola, penjepit koran, lukisan, setrika, ketel, piring-piring, tongkat, lampu, hingga meja bundar berbahan kayu dan marmer lengkap dengan kursinya.
Ganjar tidak hanya menjelajahi setiap sudut ruang di rumah pengasingan Bung Karno, tetapi juga melihat sumur yang berada di belakang bangunan tersebut.
Capres bernomor urut 3 itu sempat membasuh wajah dan kakinya dengan air dari tempat dahulu Bung Karno menimba tersebut.
"Airnya masih sangat segar, jernih," ucap capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu.
Hal lain yang menjadi perhatian Ganjar ialah pohon sukun di taman rumah tersebut. Konon, dahulu Bung Karno kerap merenungkan gagasannya yang akhirnya menjadi lima sila dalam Pancasila.
Ganjar menilai tokoh berjuluk Putra Sang Fajar itu mampu melahirkan gagasan besar di pengasingannya, bahkan masih berkreativitas.
“Ada tonil yang ia ciptakan, lukisan, edukasi, dan ada inspirasi luar biasa sampai akhirnya merenung di bawah pohon sukun yang menghasilkan lima sila Pancasila. Ende memang sangat bersejarah,” tutur Ganjar.
Oleh karena itu, Ganjar mengaku mengajak segenap rakyat Indonesia menghargai Pancasila sehingga buah pikiran Bung Karno itu benar-benar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Ganjar, menerapkan Pancasila berarti menjauhi korupsi, kolusi, dan nepotisme.
“Caranya bagaimana, jangan korupsi, jangan kolusi dan jangan nepotisme, karena di sinilah pahlawan kita menyerahkan seluruh harta, nyawa, tenaga, pikiran, semuanya untuk kesejahteraan bangsanya. Kita harus menghormati mereka,” kata Ganjar.(jpnn.com)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi