Data Penting dari Surabaya, Perlu Diketahui Seluruh Rakyat Indonesia

Rabu, 17 Juni 2020 – 16:55 WIB
Kegiatan rapid test massal BIN di Surabaya, Jawa Timur. Foto: dok Humas BIN.

jpnn.com, SURABAYA - Jumlah pasien positif COVID-19 di Kota Surabaya, Jatim, yang meninggal dunia hingga 15 Juni 2020 sebanyak 328 orang.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya menyebut banyak pasien virus corona yang meninggal dunia itu disertai penyakit penyerta atau komorbid.

BACA JUGA: Update Corona 17 Juni: Kabar Gembira dari RSD Wisma Atlet, Lanjut Terus!

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya Rabu (17/6) mengatakan Dinas Kesehatan Surabaya mencatat data kumulatif hingga 15 Juni 2020 jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 meninggal dunia sebanyak 328 orang.

"Dari jumlah tersebut, sebanyak 300 orang meninggal disertai dengan komorbid dan 28 orang murni COVID-19," katanya.

BACA JUGA: Muhadjir Effendy Minta Para Kada Belajar ke Risma, Biar Tahu!

Menurut dia, penyakit penyerta yang tertinggi itu diabetes mellitus (DM), hipertensi, komplikasi DM dan hipertensi serta penyakit jantung.

Feny menjelaskan untuk DM tanpa komplikasi di Surabaya terdapat 57 kasus, DM dengan komplikasi ada 62 kasus.

BACA JUGA: Usai Laporkan Bintang Emon, Charlie Wijaya Ambil Keputusan Mengejutkan

Kebanyakan mereka rata-rata telah memasuki usia lanjut.

"Sedangkan persentase pasien positif COVID-19 yang meninggal yakni laki-laki 52,13 persen dan perempuan 55 - 64 persen," ujarnya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya menyarankan agar mereka harus berhati-hati, DM-nya harus terkontrol, hipertensinya harus terkontrol.

"Kalau bisa mereka isolasi di rumah sendiri tidak keluar kalau tidak penting, apalagi yang usianya sudah lansia," kata Kepala Dinas Kesehatan Surabaya ini.

Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr Soewandhie Surabaya dr Mulyadi, SpPD mengatakan pasien COVID-19 di Surabaya sebagian besar meninggal disertai dengan komorbid atau penyakit dalam.

Komorbid yang tertinggi didominasi penyakit T2DM (Type 2 diabetes mellitus) kemudian hipertensi dan jantung.

"Jadi orang COVID-19 banyak meninggalnya karena pneumonia ARDS (acute respiratory distress syndrome). Nah, peningkatan jumlah pneumonia itu berbarengan dengan jumlah komorbid diabetes," ujarnya.

Ia menyebut data kumulatif hingga 9 Juni 2020 di RSUD dr Soewandhie Surabaya persentase komorbid pada pasien COVID-19 yang dirawat ada sekitar 23 persen disertai dengan T2DM, 17 persen dengan hipertensi dan 8 persen penyakit jantung.

"Jadi orang yang meninggal ataupun yang sakit dengan COVID-19 itu kebanyakan dengan komorbid. Selain diabetes, ada darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung," katanya. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler