jpnn.com, JAKARTA - Seiring dengan potensi kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024, elektabilitas Gerindra sebagai partai utama pengusungnya pun terdongkrak naik. Temuan survei Data Riset Analitika menunjukkan elektabilitas Gerindra mencapai 22,1 persen.
Dengan raihan tersebut, Gerindra diperkirakan bakal keluar sebagai pemenang pada pemilu legislatif 2024.
BACA JUGA: Survei SPIN: Partai Gelora dan PSI Penuhi Ambang Batas Parlemen
Hal ini sekaligus menggagalkan tekad PDIP mencetak hattrick setelah menang berturut-turut pada 2014 dan 2019, dengan mengantongi elektabilitas 15,6 persen.
Dukungan kuat Presiden Jokowi terhadap Prabowo-Gibran turut mengerek elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
BACA JUGA: Para Purnawirawan Sampaikan Dukungan, Kaesang Makin Yakin PSI Masuk Senayan
Dengan mengamankan elektabilitas sebesar 4,5 persen, PSI berpeluang kuat lolos ke Senayan pada pemilu kali ini.
“Dalam gelaran Pileg 2024, Gerindra diprediksi muncul sebagai partai pemenang pemilu dan PSI lolos ke parlemen,” ungkap Direktur Eksekutif Data Riset Analitika Nana Kardina di Jakarta pada Sabtu (10/2).
BACA JUGA: PSIS Perpanjang Kontrak Alfeandra Dewangga Hingga 2027
Menurut Nana, kemenangan Gerindra pada Pemilu 2024 bakal mengakhiri dominasi PDIP selama dua periode.
“Perpecahan antara Jokowi dan elite PDIP membuat kekuatan PDIP menjadi sangat melemah,” terang Nana.
Sebelumnya, majunya Jokowi memberi efek elektoral bagi kenaikan perolehan suara PDIP hingga menang dua kali berturut-turut.
“Bergesernya dukungan Jokowi kepada Prabowo mengungkit elektabilitas Gerindra hingga berpotensi memenangkan pemilu,” lanjut Nana.
Di sisi lain Jokowi juga tampak ingin membangun kendaraan politik sendiri, terlihat dari dukungan yang diberikan kepada PSI.
Selama beberapa pekan terakhir, Jokowi kerap hadir bersama jajaran pengurus PSI yang kebetulan dipimpin puteranya, Kaesang Pangarep.
“Masuknya Kaesang dan menjabat ketua umum PSI memberi jalan bagi Jokowi untuk mengamankan posisi di parlemen jika PSI berhasil mengirim wakil rakyat ke DPR, setelah posisi pemerintahan diisi oleh putera sulungnya, Gibran Rakabuming Raka,” tandas Nana.
Dengan menguasai baik eksekutif maupun legislatif, Jokowi bisa menjaga semangat keberlanjutan program hingga periode mendatang.
“Prabowo-Gibran terkesan menampilkan diri sebagai pasangan capres-cawapres petahana penerus Jokowi,” ujar Nana.
Sementara itu pragmatisme yang menghinggapi kalangan elite partai-partai juga membuat pendulum menguat untuk mendukung pemerintahan baru kelak.
“Partai-partai yang sebelumnya mendukung pasangan lain bisa jadi merapat ke kubu pemerintah,” kata Nana.
Ironisnya, PDIP yang sebelumnya menjadi partai penguasa kemungkinan harus kembali menjadi oposisi.
“Jika tawaran Prabowo untuk merangkul semua pihak yang berkontestasi tidak mendapat sambutan, PDIP terpaksa harus mengambil jalan oposisi,” pungkas Nana.
Survei Data Riset Analitika dilakukan pada 1-7 Februari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili 38 provinsi.
Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)
Berikut elektabilitas partai-partai politik selengkapnya:
Gerindra 22,1 persen
PDIP 15,6 persen
Golkar 9,4 persen
PKB 8,1 persen
PKS 5,3 persen
Nasdem 5,0 persen
Demokrat 4,8 persen
PAN 4,7 persen
PSI 4,5 persen
PPP 2,3 persen
Perindo 1,5 persen
Hanura 0,6 persen
Gelora 0,5 persen
PBB 0,3 persen
Ummat 0,2 persen
Garuda 0,1 persen
PKN 0,1 persen
Buruh 0,0 persen
Tidak tahu/tidak jawab 14,9 persen
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif