jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mengaku tengah melakukan review semua regulasi.
Salah satunya adalah program-program yang menghambat di bidang kepemudaan dan keolahragaan.
BACA JUGA: Menpora Ingin AMPI Jadi Bagian Pengembangan SDM yang unggul
Sebagai mitra DPR, menurut Zainuddin, pihaknya siap untuk menerima kritik atau masukan dari Komisi X.
"Kami tidak mampu mengurus sendiri. Kalau ingin baik, kami juga akan bermitra dengan kementerian atau sektor lain," ucapnya, Kamis (7/11).
BACA JUGA: Menpora Hadiri Rakornas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 2019
Zainuddin juga membahas secara langsung dua atlet asing yaitu pesepak bola Fabiano Rosa Beltrame asal Brasil dan pebasket putri Peyton Alexis Whitted asal Amerika Serikat yang telah melalui proses naturalisasi.
"Kami undang di sini ketua umum PSSI dan Perbasi agar bisa menyampaikan alasan naturalisasi. Di Komisi III secara admnistratif dan hukum-HAM juga sudah menyetujui," bebernya.
Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Debby Kurniawan mengingatkan pentingnya tata kelola program naturalisasi atlet di setiap cabang olahraga (cabor).
Yakni, dengan mengedepankan pendekatan golden age (usia keemasan).
"Catatan saja, naturalisasi harus memperhatikan usia agar bisa berkontribusi kepada bangsa dan negara di bidang prestasi," ujar Debby.
Dia menambahkan, program naturalisasi harus memperhatikan hal-hal krusial, terutama momentum event olahraga nasional dan internasional.
"Kalau usianya masih muda, tentu potensinya besar untuk berprestasi," kata Debby.
Dia menambahkan, peran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak hanya meraih prestasi dan mencetak atlet berprestasi.
Namun, seharusnya juga ada program untuk pemuda yang membutuhkan perhatian khusus.
"Program bukan soal prestasi atau menciptakan prestasi, melainkan bagaimana pemuda "nakal" bisa menyiapkan kader berprestasi dari keturunannya," ungkap Debby. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil