jpnn.com, JAKARTA - DeBio Network, startup blockchain di bidang medis kembali mencatat rekor pembiayaan sebesar $2,35 Juta atau sekitar Rp 33 Miliar.
Sebelumnya, DeBio Network berhasil meraih penghargaan Healthtech Innovation of The Year Award dari CNBC Indonesia.
BACA JUGA: Formasi Baru Komisaris Holding Perkebunan Nusantara
"Penghargaan ini akan mendorong DeBio Network untuk terus bekerja bukan hanya untuk Indonesia saja, tapi komunitas internasional secara keseluruhan, dengan memberikan data medis untuk yang memang memilikinya," ujar CEO DeBio Network Pandu Sastrowardoyo.
Pandu mengatakan pentingnya inovasi dalam layanan kesehatan, apalagi kebutuhannya mendesak dengan adanya pandemi.
BACA JUGA: Cegah Penularan Covid-19, Jasa Raharja Fasilitasi Silaturahmi Online Nataru 2021
"Teknologi kesehatan adalah sektor krusial untuk Indonesia. Dengan populasi 280 juta, potensinya begitu besar, dan akan segera jadi perhatian kita bersama," serunya.
DeBio Network merupakan platform medis dan biomedis anonim pertama untuk pengguna yang ingin membutuhkan tes dan sampel-sampel medis dari rumah.
BACA JUGA: Jangan Tanya Soal ini Terus-terusan, ya, Luna Maya Risi
DeBio dibangun dengan basis Substrate, framework blockchain, yang berada di belakang ekosistem Polkadot & Kusama.
Dengan solusi blockchain yang digunakan, kerahasiaan dan anonimitas data pengguna dijamin untuk mereka yang membutuhkan tes dan sampel-sampel dari rumah.
"Penggunaan teknologi web3 bahkan memungkinkan penggunanya memonetisasi data kesehatan mereka dengan jaminan privasi identitas yang dipertahankan," tambahnya.
Dalam kesempatan terpisah, Dr Mariya Mubarika, Dewan Pakar Perhimpunan Dokter Digital Terintegrasi Indonesia sekaligus ketua Bidang Advokasi Legislasi PB IDI, mengungkap inovasi blockchain memang dibutuhkan untuk mengembangkan dunia medis.
"Selain bisa meminimalkan insiden penyalahgunaan data, blockchain juga diakui sebagai penyedia otentikasi untuk memverifikasi akses pengguna untuk layanan data terkait kesehatan hanya menggunakan satu identitas," kata Mariya.
Selain itu, blockchain juga membantu dokter dalam melacak data pasien dengan lebih mudah menggunakan stempel waktu yang dicatat untuk setiap transaksi.
"Sehingga pasien bisa dipantau lebih dekat dan bisa diambil tindakan cepat saat terjadi masalah kritis dan darurat," tambahnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy