JATIBARANG - Peningkatan debit air di Sungai Cimanuk membuat warga waswas. Terlebih, meningkatnya volume air sungai, mengikis habis tanggul sungai dan hanya menyisakan tanggul penahan tanah. Warga di Blok Masjid, Jatibarang cemas, tingginya debit air berakibat pada jebolnya tangggul sungai dan akan merendam pemukiman warga.
Guyuran hujan deras yang hampir membasahi seluruh wilayah di Kota Mangga sejak beberapa hari terakhir, juga turut mempengaruhi peningkatan volume air. Selain itu, arus air yang cukup deras mengancam keberadaan tanggul. Pantauan Radar (Grup JPNN) di lokasi tanggul yang nyaris jebol itu, menunjukkan bahwa hingga pukul 01.00 WIB dinihari (13/4) debit air mencapai ketinggian 979 kubik.
Selama ini, warga hanya mampu melakukan upaya seadanya dengan memasang karung-karung berisi pasir untuk menahan agar tanggul tidak jebol. Usulan warga kepada pihak terkait untuk segera membangun tanggul yang aman dari kikisan arus Cimanuk pun belum juga direspons. Hal itu disesalkan warga yang tinggal di pemukiman padat penduduk di Blok Masjid, Jatibarang.
"Dengan kondisi air yang terus meningkat seperti malam ini (kemarin), dan kalau hujannya terus turun, tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir akibat jebolnya tanggul Cimanuk. Kalau tanggul sungai ini jebol, maka ratusan rumah warga di desa ini akan kebanjiran," ungkap Aden, warga setempat.
Kondisi serupa juga dirasakan warga Desa Bangkaloa, Blok Bangkrong. Saat ini, warga mulai resah dengan kondisi tanggul Sungai Cimanuk yang membentang di wilayah mereka. Di lokasi ini, tanggul Cimanuk sekitar 20 meter telah tergerus arus sungai. Tergerusnya tanggul tersebut akibat hujan lebat yang membuat debit air di Sungai Cimanuk meningkat.
Kondisi tersebut membuat tanggul tergerus air dan menyisakan pondasi tanggul setinggi 5 meter dengan lebar sekitar 50 sentimeter. Selain akan berdampak banjir pada wilayah Widasari, Jatibarang, hingga Lelea, dampak lain yang dikhawatirkan adalah akan memutus jalur pantura. Karena di atas tanggul tersebut membentang jalur pantura yang selalu ramai dilintasi kendaraan. (cip)
Guyuran hujan deras yang hampir membasahi seluruh wilayah di Kota Mangga sejak beberapa hari terakhir, juga turut mempengaruhi peningkatan volume air. Selain itu, arus air yang cukup deras mengancam keberadaan tanggul. Pantauan Radar (Grup JPNN) di lokasi tanggul yang nyaris jebol itu, menunjukkan bahwa hingga pukul 01.00 WIB dinihari (13/4) debit air mencapai ketinggian 979 kubik.
Selama ini, warga hanya mampu melakukan upaya seadanya dengan memasang karung-karung berisi pasir untuk menahan agar tanggul tidak jebol. Usulan warga kepada pihak terkait untuk segera membangun tanggul yang aman dari kikisan arus Cimanuk pun belum juga direspons. Hal itu disesalkan warga yang tinggal di pemukiman padat penduduk di Blok Masjid, Jatibarang.
"Dengan kondisi air yang terus meningkat seperti malam ini (kemarin), dan kalau hujannya terus turun, tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir akibat jebolnya tanggul Cimanuk. Kalau tanggul sungai ini jebol, maka ratusan rumah warga di desa ini akan kebanjiran," ungkap Aden, warga setempat.
Kondisi serupa juga dirasakan warga Desa Bangkaloa, Blok Bangkrong. Saat ini, warga mulai resah dengan kondisi tanggul Sungai Cimanuk yang membentang di wilayah mereka. Di lokasi ini, tanggul Cimanuk sekitar 20 meter telah tergerus arus sungai. Tergerusnya tanggul tersebut akibat hujan lebat yang membuat debit air di Sungai Cimanuk meningkat.
Kondisi tersebut membuat tanggul tergerus air dan menyisakan pondasi tanggul setinggi 5 meter dengan lebar sekitar 50 sentimeter. Selain akan berdampak banjir pada wilayah Widasari, Jatibarang, hingga Lelea, dampak lain yang dikhawatirkan adalah akan memutus jalur pantura. Karena di atas tanggul tersebut membentang jalur pantura yang selalu ramai dilintasi kendaraan. (cip)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat Lion Air Patah Tiga
Redaktur : Tim Redaksi